REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar keamanan siber dan komunikasi, Pratama Persadha menilai sidak yang dilakukan Menteri Hukum dan Ham (Menkumham), Yasonna Laoly di Lapas Banceuy merupakan usaha yang baik. Namun, hal tersebut masih ada yang perlu ditambahkan agar lebih efektif.
"Menkumham melalui lembaga permasyarakatan perlu menyiapkan pendekatan teknologi," kata Pratama dalam pernyataan tertulisnya yang diterima ROL, Senin (1/6). Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan untuk memghambat komunikasi para gembong narkoba.
Lebih lanjut ia menjelaskan, komunikasi para gembong narkoba merupakan akar dari segala permasalahan yang ada di lapas. Jika hanya mempertegas larangan pemakaian ponsel oleh para pidana belum cukup. Oleh karena itu, ia menyarankan di setiap lapas harus menggunakan teknologi pengacak sinyal komunikasi. "Teknologi komunikasi ini namanya jammer atau signal detector," jelas Pratama.
Jika alat tersebut dipasang, maka akan lebih efektif karena akan langsung melumpuhkan alat komunikasi. Nemun, penggunaan alat tersebut harus dijalankan oleh sumber daya manusia yang benar-benar bisa dipercaya.
Diketahui sebelumnya, Sidak Menkumham, Yasonna Laoly di Lapas Banceuy pada Jumat (29/5) berhasil menyita sekitar 48 ponsel pintar dan berbagai jenis narkoba. Hal tersebut sangat disayangkan, karena seharusnya Lapas menjadi tempat yang steril dan memberikan efek jera.
Tak hanya itu, sebelumnya juga Polri yang langsung dipimpin Komjen Budi Waseso melakukan sidak pada Maret silam. Dalam sidak tersebut akhirnya menemukan bandar narkoba Freddy Budiman yang mengatur perdagangan narkoba dari balik Lapas.