REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pembangunan Pelabuhan Peti Kemas Kalibaru di Jakarta Utara memperlancar arus logistik nasional baik dari luar negeri maupun antardaerah. Hal itu disampaikan Wapres Kalla usai melakukan kunjungan mendadak guna meninjau perkembangan pembangunan Pelabuhan Kalibaru sebagai pengembangan dari Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta Utara, Senin (1/6).
Wapres pun mengapresiasi kecepatan proses pembangunan Pelabuhan Kalibaru, yang sampai saat ini lebih cepat dari target dalam hal pembangunan tahap pertama. "Fasilitas (dari percepatan) itu antara lain memperlancar logistik nasional kita. Kalau pembangunan cepat, kita tidak perlu lagi Singapura sebagai tambahan (transit, red.)," kata Wapres di Pelabuhan Kalibaru.
Dia menjelaskan proses pembongkaran muatan dari kapal di Pelabuhan Tanjung Priuk selama ini memakan waktu yang tidak singkat. Hal itu disebabkan ada jadwal pelayaran kapal yang harus transit di Singapura. "Kalau di Singapura 1-2 hari, di sini (Tanjung Priuk) masih tujuh hari. Kenapa kita masih jauh dari Singapura, itu karena fasilitas kita masih kurang," tambah Kalla.
Wapres mengapresiasi progres pembangunan yang lebih cepat dari targetnya. "Baru kali ini pembangunan pelabuhan tahap pertamanya lebih cepat dari 'schedule'. Mudah-mudahan Juli tahap pertamanya, yang 800 meter persegi, sudah selesai semuanya," kata Wapres.
Pelabuhan Peti Kemas Kalibaru direncanakan dibangun di atas laut seluas 32 hektar dengan muatan 20 kali lipat lebih besar dari Pelabuhan Tanjung Priuk. Nantinya, Pelabuhan Kalibaru diproyeksikan menjadi pelabuhan terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Pembangunan Tahap pertama pembangunan itu meliputi tiga terminal yang masing-masing bisa menampung peti kemas 4,5 juta TEUs, artinya secara keseluruhan bisa menampung 12,5 juta TEUs. Sementara itu, Tahap Kedua terdiri dari pembangunan empat terminal yang masing-masing bisa menampung peti kemas hingga dua juta TEUs, atau total delapan juta TEUs. Total investasi tahap pertama memakan biaya hingga Rp 25 triliun dengan luas kawasannya 230 hektare.