REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Muslim Inggris yang akan menunaikan perjalanan haji September nanti diperingatkan akan adanya ancaman penipuan paket wisata palsu. Untuk itu, Kepolisian kota London meluncurkan kampanye nasional untuk menjaga para jamaah haji dari ancaman tersebut.
Mereka melibatkan masyarakat lokal, berbicara kepada para pemimpin Muslim dan mendistribusikan selebaran haji di masjid dan area pemukiman Muslim. Kampanye yang diadakan tanggal 1-5 Juni ini didukung oleh Dewan Haji Inggris, Get Safe Online, ABTA, ATOL, dan Trading Standards.
Setiap tahun, 25 ribu Muslim Inggris pergi menunaikan ibadah haji, dengan total belanja perjalanan mereka sekitar 125 juta poundsterling.
Sayangnya, sejumlah besar uang yang telah mereka bayarkan untuk biaya ibadah haji tersebut tidak sebanding dengan akomodasi yang mereka dapatkan setiba di Arab Saudi. Sementara, tidak sedikit yang menemukan perjalanan mereka dikelola oleh biro haji palsu yang telah menghilang bersama uang mereka.
Tahun lalu, 87 orang dilaporkan telah menjadi korban penipuan haji, dengan total kerugian sekitar 237.995 pounsterling. Dewan Haji Inggris dan Kepolisian Kota London percaya angka kriminalitas yang sebenarnya jauh lebih besar. Menurut mereka, banyak orang merasa malu untuk melaporkan apa yang telah mereka alami kepada pihak berwenang.
Sebuah agen perjalanan di London Selatan juga mengaku kehilangan 10 ribu poundsterling pada 2013 akibat membeli paket wisata haji palsu atas nama beberapa orang pelanggannya. Agen itu mencoba berbicara kepada pengelola paket haji, tapi mereka membuat alasan dan tidak mengembalikan uang yang telah dibayarkan.
Pada tanggal 20 April tahun ini, Kepolisian Kota London bekerja sama dengan petugas regional dan Birmingham Trading Standar untuk menindak dugaan penipuan haji. Para petugas mengunjungi kawasan bisnis di Ashton, Greater Manchester serta menangkap tiga orang atas tuduhan penipuan biro perjalanan palsu.
Komandan Kepolisian Kota London, Steve Head, mengungkapkan, kampanye ini telah diadakan tiga tahun berturut-turut di Inggris. Kampanye ini menunjukkan komitmen mereka untuk melindungi siapapun dari ancaman penipuan.