Senin 01 Jun 2015 18:15 WIB
Beras plastik

Ada Aspek Politik di Balik Isu Beras Plastik?

Rep: c32/ Red: Dwi Murdaningsih
Direktur Institute for Developement of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati (kanan).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Direktur Institute for Developement of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Pengamat ekonomi dari Institut for Development of Economics anda Finance (INDEF), Enny Sri Hartati menilai adanya isu beras plastik sudah mendistorsi rencana perkembangahn beras analog yang dikembangkan oleh para ilmuwan. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari bahan seperti jagung, umbi, namun secara fisik berbentuk beras. Selain selain alasan tersebut, ia menduga akan ada kemungkinan motif pelaku bisa lebih dari itu.

 

“Saya rasa motif beras plastik akan ada banyak aspek, mungkin aspek politiik,” kata Enny kepada ROL, Senin (1/6).

Menurutnya dari awal sudah ada kejanggalan-kejanggalan informasi yang muncul saat temuan beras tersebut ditemukan di Bekasi. Lebih lanjut ia menjelaskan, sebelum adanya pernyataan uji lab dilakukan sudah muncul informasi bahwa beras tersebut diimpor dari Cina. Menurutnya, dengan adanya kejanggalan informasi tersebut harus dituntaskan kebenaranhnya.

 

Terkait dengan hal tersebut, ia menilai dalam level perdagangan internasional Cina mempunyai pengaruh tertentu. “Level perdagangan internasional Cina memang cukup mengancam,” jelas Enny.

 

Oleh karena itu, menurutnya bisa jadi secara politik hal tersebut merupakan perdagangan global. Enny menjelaskan, belum terungkap apakah ada perdagangan ilegal atau bukan karena ada lembaga seperti Sucofindo juga yang berbeda hasil uji lab nya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement