Selasa 02 Jun 2015 06:52 WIB

Romy: Ajakan Islah Ini Tulus Tanpa Pamrih

Massa pendukung PPP
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Massa pendukung PPP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya Muhammad Romahurmuziy mengajak Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz melakukan islah.

Ajakan islah tersebut disampaikan Romahurmuziy melalui surat terbuka yang dikirimkan dalam pernyataan tertulis ke media massa, Senin (1/6).

Dalam surat terbuka itu, Romahurmuziy menyatakan mengajak Djan Faridz untuk bersedia islah, yang dinilainya merupakan tuntunan dan ajaran agama Islam serta dorongan kader.

"Ajakan ini tulus tanpa pamrih, lurus berdasarkan aturan, dan teguh," kata Romahurmuziy yang akrab disapa Romy.

Menurut Romy, ajakan islah itu didasarkan atas tiga kebutuhan, meliputi, pertama, kebutuhan psikis kader PPP di daerah.

"Saya sudah berkeliling ke 30 provinsi di Indonesia dan mendengar langsung aspirasi mereka agar PPP islah," katanya.

Kedua, kebutuhan kepastian rekrutmen pilkada, yakni bakal calon kepala daerah meskipun mendaftar melalui DPW dan DPD PPP di daerah, tapi akan lebih nyaman jika tidak ada persoalan. Ketiga, kebutuhan andil PPP dalam menciptakan situasi politik nasional yang kondusif.

"Islah sudah kami tawarkan terbuka kepada Bapak Djan Faridz pada jabatan apa pun selain ketua umum dan sekjen," katanya.

Menurut Romy, untuk islah tidak lagi dibutuhkan mediator tapi yang diperlukan adalah kesungguhan memelihara warisan ulama.

Anggota DPR RI ini menjelaskan, jabatan yang ditawarkan kepada Djan Faridz di luar jabatan ketua umum dan sekretaris jenderal, karena berdasarkan Anggaran Rumah Tangga PPP, kedua jabatan itu hanya bida diemban oleh kader yang pernah menjadi pengurus DPP PPP sekurang-kurangnya satu periode.

Menurut Romy, persyaratan itu tidak bisa dipenuhi Djan Faridz.

"Janganlah memaksakan diri untuk menduduki jabatan yang bukan haknya. Kasihanilah konstituen partai dan ulama kita. Jangan korbankan masa depan partai ini karena ambisi pribadi," kata Romy.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement