Selasa 02 Jun 2015 19:06 WIB

Siswa di DIY akan Dapat Rapor Kesehatan Remaja

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Julkifli Marbun
ilustrasi (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
ilustrasi (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA –- Kesehatan remaja di DIY akan dimonitor lewat sekolah dengan memberikan “rapor kesehatanku”.

"Rapor tersebut untuk self assessment kesehatan remaja dan akan dimulai tahun depan dengan beberapa sekolah dulu sebagai pilot project," kata Kepala Bidang Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan DIY Ini Hikmatin baru-baru ini.

Untuk pemilihan sekolahnya akan dilakukan bersama Dinas Pendidikan.

Rapor kesehatanku ini akan dimulai sejak anak SD. Menurut dia, remaja penting mendapat pemahaman yang benar dan baik tentang kesehatan reproduksi. Untuk itu tahun ini Dinas Kesehatan DIY bersama Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat serta organisasi perempuan sedang mengupayakan untuk membuat web untuk memberikan komunikasi, edukasi dan informasi yang berkaitan dengan kesehatan termasuk kesehatan reproduksi. Hal ini untuk memfasilitasi remaja agar memperoleh informasi yang benar.

Dia mengakui sekarang banyak remaja yang hamil di luar nikah. Dari data yang dilaporkan Kabupaten Gunung Kidul banyak kasus kehamilan remaja. Namun, kata Ini, bukan berarti di daerah lain tidak tinggi.

Mungkin surveilensnya perlu diperbaiki. "Yang penting para remaja mendapat informasi yang benar," tuturnya.

Sementara itu Anggota Dewan Perwakilan  Daerah (DPD) dan juga isteri Gubernur DIY GKR Hemas mengakui kehamilan di luar nikah di DIY sudah dialami oleh siswa SD. Karena itu dia mengatakan pelajaran kesehatan reproduksi penting diajarkan secara khusus di sekolah sejak SD.

"Jadi kesehatan reproduksi tidak cukup hanya diajarkan dalam pelajaran olahraga dan kesehatan. Karena anak-anak perlu pemahaman yang menyeluruh tentang kesehatan reproduksi. Apalagi sekarang anak usia Sembilan tahun sudah akil baliq,’’kata Gusti Hemas (panggilan untuk GKR Hemas).

Dulu tahu  1980 saya pernah bicara tentang pentingnya kesehatan reproduksi diajarkan pada anak. Karena kalau tidak 10 tahun ke depan akan mulai banyak mahasiswa  hamil di luar nikah, kemudian 10 tahun lagi mulai anak SMA juga sudah hamil di luar nikah. Selanjutnya 10 tahun kemudian sudah ada kasus anak SMP  hamil di luar nikah dan sekarang sudah ada kasus anak SD hamil di luar nikah. Kita harus lihat ke depannya, jangan hanya diberikan pendidikan sesaat,’ungkap permaisuri Raja Keraton Yogyakarta ini.

Di bagian lain Ini mengatakan sekarang di Puskesmas DIY sudah ada Puskesmas ramah remaja. Di setiap Kabupaten/Kota setidaknya ada satu Puskesmas yang ramah remaja. Di Kabupaten Sleman sudah hampir semua Puskesmas ramah remaja. Puskesmas ramah remaja ini tidak hanya menerima rujukan tentang permasalahan remaja yang hamil, melainkan semua permasalahan yang berkaitan kesehatan remaja.

Namun sampai sekarang belum banyak remaja yang mengakses. Kendalanya ada yang mestigma remaja yang datang ke Puskesmas ramah remaja mempunyai permasalahan yang berkaitan dengan kehamilan remaja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement