REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Israel membalas serangan roket dari simpatisan ISIS. Negeri Zionis itu lantas membombardir tiga lokasi di Jalur Gaza, Palestina, yang diduga sebagai pusat pelatihan organisasi radikal.
Sejumlah saksi dan petugas medis menyatakan, target serangan udara yang dilancarkan pada Subuh waktu setempat itu, merupakan dua tempat pelatihan militer milik Hamas. Satu lagi milik kelompok Jihad Islamis.
Serangan tersebut menimbulkan sejumlah kerusakan. Namun, hingga kini belum ada laporan mengenai korban jiwa.
Menteri Pertahanan Israel Moshe Yaalon menuding Hamas sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap serangan roket dari Gaza. "Meskipun yang melakukan tidakan tersebut adalah kelompok anarkis simpatisan kelompok jihad global yang ingin menantang kekuasaan Hamas."
Sebelumnya, roket-roket dari Gaza berterbangan menuju kota Ashkelon dan kota Nevitot pada Rabu (3/6) malam. Serangan itu menjadi penanda pecahnya kesepakatan gencatan senjata antara dua pihak sejak Israel dan Hamas berperang selama 50 hari pada pertengahan tahun lalu.
Terkait dengan serangan itu, salah satu kelompok radikal Islam yang menyebut diri sebagai Brigade Umar menyatakan bertanggung jawab atas serangan roket ke Israel. Dalam akun Twitternya, mereka mengatakan bahwa tujuan peluncuran roket adalah untuk membalas pembunuhan yang dilakukan Hamas terhadap simpatisan ISIS di Gaza pada Selasa (2/6) lalu.
"Kami akan meneruskan jihad melawan Yahudi, musuh Tuhan, dan tidak ada satu pihak pun yang dapat menghentikan kami," kata Brigade Umar dalam pernyataan tertulis.
Sebelumnya pada pekan lalu, sejumlah kelompok militan di Gaza juga sempat melancarkan serangan roket ke Israel dengan target kota pelabuhan Ashdod. Pada saat itu, Israel menuding kelompok Jihad Islamis sebagai pihak yang bertanggung jawab dan langsung membalasnya dengan serangan udara.