Kamis 04 Jun 2015 23:51 WIB

Soal Sanksi FIFA, Ponaryo: Pemerintah Jangan Lupakan Aturan Main

Ponaryo Astaman
Foto: bolaindo.com
Ponaryo Astaman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Ponaryo Astaman berpendapat Tim Transisi menggelar kompetisi merupakan suatu hal yang sah-sah saja.

"Saya rasa tim transisi menggelar kompetisi sah-sah aja," kata Ponaryo di Jakarta, Kamis (4/6). Mantan pemain timnas tersebut berpendapat, Tim Transisi merupakan bagian dari pemerintah yang berkesempatan menangani persepakbolaan Indonesia, saat FIFA memberi sanksi kepada PSSI.

"Saya berpikirnya mereka kepanjangan tangan dari pemerintah. Dan dengan adanya sanksi FIFA ini mereka merasa wewenang itu ada di mereka," kata pemain PSM Makassar tersebut.

Namun Ponaryo mengingatkan agar pemerintah juga tidak melupakan aturan main yang sudah ditetapkan sebelumnya. "Sah-sah aja, tapi juga jangan dilupakan mekanismenya. Artinya dalam sebuah kompetisi atau organisasi kita tidak bisa lepas dari aturan main," ujar dia.

Ponaryo menyatakan agar nantinya Tim Transisi bisa mengeluarkan regulasi yang bisa diterima oleh semua pihak agar kompetisi berjalan lancar. "Kita tetap harus menciptakan regulasi yang bisa diterima oleh semua pihak, sehingga tidak ada lagi rasa takut buat klub untuk berkompetisi, rasa bimbang buat pemain untuk ikut dalam kompetisi. Ini yang harus mereka pikirkan," kata Ponaryo.

Klub-klub sepak bola Indonesia yang berada di bawah PSSI sebagai anggota memiliki kewajiban untuk mematuhi statuta PSSI. Dalam statuta tersebut salah satunya disebutkan bahwa klub-klub tidak diperkenankan bermain dalam kompetisi yang bukan berasal dari operator yang ditunjuk PSSI.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement