REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kawasan sejarah Banten Lama yang dipenuhi para pengemis dan pedagang asongan, menjadi masalah klasik yang hingga kini belum diselesaikan. Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Kota Serang pun berencana merevitalisasi kawasan peninggalan Kesultanan Banten tersebut.
Salah Satu Perwakilan Keluarga Kesultanan Banten, Tubagus Ismetullah Al Abbas menilai Keluarga sangat mengapresiasi rencana revitalisasi tersebut. “Silahkan kalau mau dilakukan penataan ulang, kami sangat mendukung. Ini juga menjadi cita-cita warga Banten, karena wacana revitalisasi sudah ada sejak Banten menjadi provinsi. Kenyataannya hingga sekarang belum terrealisasi,” kata Ismet, Jumat (5/6).
Ismet menjelaskan, upaya revitalisasi tersebut sudah dimusyawarahkan dengan para penduduk sekitar. Menurutnya ada 800 lebih pedagang di kawasan wisata ziarah, 60 persen di antaranya masih keturunan Kesultanan Banten, sisanya penduduk luar.
Sedangkan pengelola ziarah makam ada 289 orang, 140 orang masih keluarga kesultanan banten sisanya warga luar. “Karena warga disini pendapatannya dari berdagang, harapannya pemerintah jangan mempersulit. Demi kemajuan Banten, mereka semua siap kapan saja dilakukan penataan,” imbuhnya.