REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Kesultanan Banten menepis isu yang menyebut mempersulit revitalisasi kawasan Banten Lama.
“Fitnah besar itu, kalau ada isu kenadziran mempersulit revitalisasi pusat peninggalan sejarah Banten Lama," kata Perwakilan Keluarga Kesultanan Banten, Tubagus Ismetullah Al Abbas, Jumat (5/6).
Ia menyebut, perlu digarisbawahi keluarga kesultanan hanya mengelola masjid, dan tidak pernah meminta retribusi kepada masyarakat yang ziarah. "Masa orang ibadah kita maintain duit, kecuali retribusi parkir kendaraan itu juga dinas PU yang mengelola," sebut dia.
Keinginan keluarga dan penduduk disini harus penuhi. Artinya masyarakat disini benar-benar diberikan tempat yang layak, yang baik, jangan ada penggusuran. “Silahkan dibangun dulu, jangan seperti yang sebelumnya dibangun kawasan pasar tetapi seperti kandang ayam. Hasilnya warga disini tidak ada yang mau pindah kesana,” ujarnya.
Ismet juga berharap, jangan sampai ada pembicaraan yang menyudutkan pihak kenadziran Banten. Seolah keluarga Kenadziran tidak menerima revitlisasi ini.
“Janganlah pemerintah berbicara tendensius, intelektual harus dijaga, kami keluarga keturunan Banten sangat mengapresiasi keinginan pemerintah daerah untuk merelokasi kawasan wisata ziarah banten lama kita sangat welcome,” kata Ismet.
Sementara, Rohadi (46) salah satu pedagang makanan yng berdagang di wilayah Banten lama mengaku siap di relokasi ke tempat lebih baik. Asal janji tersebut ditepati oleh pemerintah, dan pendataan pedagang harus tepat.
“Kalau saya siap dipindahkan asalkan ada tempat lainnya yang lebih baik, nanti jangan sampai kita yang sudah berjualan disini malah nggak dapet tempat,” kata pedagang yang sudah berjualan di Banten lama selama hampir 20 tahun ini. c81