REPUBLIKA.CO.ID, CIKAMPEK -- Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengimbau supaya petani mewaspadai pupuk palsu. Terutama, saat musim tanam gadu pertama 2015. Pasalnya, akhir-akhir ini, penjualan pupuk palsu marak terjadi di sejumlah daerah di Jabar.
“Pupuk palsu ini akan merugikan petani. Serta merusak lingkungan,” kata Ketua Umum KTNA Winarno Tohir, Sabtu (6/6).
Dia mengatakan, pupuk palsu menjadi musuh petani saat ini. Karena, pupuk palsu itu mengandung zat berbahaya, yakni mengandung zyolin.
Kata dia, Jika terus-terusan dipakai untuk pupuk tanah, maka tanahnya akan cepat kering. Jadi, zyolin ini juga merusak unsur hara tanah.
“Makanya, petani jangan terjebak dengan harga murah, sehingga petani membeli pupuk palsu,” ujar Winarno, saat menghadiri HUT PT Pupuk Kujang, Sabtu (6/6).
Terkait dengan maraknya pupuk palsu ini, Winarno mengatakan, sudah berkoordinasi dengan petani dan aparat terkait. Bila petani menemukan adanya pupuk palsu, maka harus segera lapor ke aparat.
Dari berbagai provinsi, kata dia, Jabar yang paling intens dalam koordinasi pupuk palsu. Akan tetapi, provinsi lain belum ada. Padahal, tak menutup kemungkinan pupuk palsu ini juga ada di provinsi lainnya. “Sampai saat ini, pupuk yang dipalsukan yaitu Phonska,” ujarnya.
Direktur Utama PT Pupuk Kujang Cikampek, Bambang Tjahjono, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum menemukan pupuk palsu. Terutama, pupuk palsu buatan PT Pupuk Kujang. Akan tetapi, di sejumlah daerah sudah ada yang dipalsukan, yakni jenis Phonska. “Pupuk Phonska itu bukan buatan kita. Produk kita belum ada yang dipalsukan,” ujar Bambang.
Sementara Superintendent Humas PT Pupuk Kujang Cikampek, Aby Radityo, mengatakan, stok pupuk untuk musim tanam gadu pertama ini sangat aman. Saat ini, stok urea mencapai 35 ribu ton. Sedangkan NPK 31 ribu ton dan organik 3.300 ton.
“Saat ini, pupuk sudah ada di gudang lini III atau gudang kabupaten. Supaya, lebih dekat dengan petani,” kata Aby.