REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Menteri Israel dari Sayap Kanan meminta pengakuan dunia internasional bahwa Dataran Tinggi Golan merupakan bagian dari Israel, Ahad (7/6). Pengakuan ini diklaim sesuai dengan Aneksesi Surah 1981 lalu.
Dilansir dari AFP, saat ini Israel sedang menghadapi tekanan dunia karena Tepi Barat dan Yerusalem Timur telah diduduki warga Israel. "Saya menyeru pada masyarakat internasional untuk mengakui kedaulatan Israel atas Golan," ujar Ketua Partai Rumah Yahudi Naftali Bennett dilansir Reuters.
Bennett juga melihat Golan sebagai benteng Israel dari konflik Suriah yang terus memanas. Pihaknya masih mengerti jika kesepakatan Tepi Barat masih berlangsung.
Bennett yang juga Menteri Pendidikan mengutuk pihak yang menentang pemukiman Yahudi. Menurutnya banyak pihak yang melakukan standar ganda.
Dia mencontohkan Uni Eropa yang berbeda memperlakukan pendudukan Golan dengan Siprus Utara atau Sahara Barat. Sebelumnya Israel merebut 1.200 kilometer persegi Dataran Tinggi Golan dari Suriah 1967 lalu.
Sekitar 14 tahun kemudian Israel kemudian mencaplok Golan tanpa pengakuan masyarakat internasional. Bahkan mereka mengecam Israel karena menguasai Golan.
Saat ini warga Israel yang bermukim di Golan sebanyak 23 ribu jiwa. Pemukiman warga Israel di Golan sama dengan beberapa desa di Tuscany.
Israel juga sangat ambisius untuk melakukan ekspansi wilayah di Golan. Dia menargetkan 100 ribu warga Israel dalam lima tahun dapat menetap disana.
Tahun 2013 lalu Uni Eropa mengeluarkan aturan larangan untuk lembaga Eropa berurusan dengan Israel yang berada di pemukiman ilegal. Wilayah yang diduduki Israel sejak Juni 1967 tersebut diantaranya Dataran Tinggi Golan, Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Uni Eropa tidak mengakui kedaulatan Israel di wilayah tersebut. Mereka juga tidak menganggap wilayah tersebut menjadi bagian dari Israel meski status hukum mereka dibawah Israel.
AS saat ini mendukung upaya perdamaian Israel dan Suriah dengan mengembalikan Golan. Namun, Bennett menolak keras jika Golan diserahkan maka ISIS bisa saja akan bebas berenang di Danau Galilea.
Bennett menuding AS munafik karena hal ini. Menurutnya saat ini negara Suriah telah hilang karena ISIS telah menguasai sebagian besar wilayahnya.
Sementara itu Israel saat ini telah membuka kembali penyeberangan melalui jalur Gaza, Senin (8/6). Setelah selama dua hari perbatasan tersebut ditutup karena serangkaian serangan roket.