REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pasca kegagalannya meraih suara mayoritas dalam pemilihan parlemen, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) mencoba merumuskan kemungkinan koalisi dengan partai lain. Jika ini tak berhasil, maka pemilihan umum (pemilu) dini menjadi alternatif lain untuk mengatasi kekacauan politik di negara tersebut.
Wakil Perdana Menteri Turki Numan Kurtulmus mengatakan pada wartawan, AKP akan mencoba membentuk pemerintahan koalisi sebagai pilihan pertama mereka. Ia optimistis AKP akan mampu melakukannya. Tapi Kurtulmus tak mengesampingkan kemungkinan digelarnya pemilu dini, jika koalisi gagal terbentuk.
"Sebuah koalisi tanpa AKP tak mungkin," katanya.
Satu-satunya oposisi yang dipandang paling memungkinkan untuk berkoalisi dengan AKP adalah Partai Gerakan Nasionalis (MHP). Meski, pemimpinnya Devlet Bacheli mengesampingkan kesepakatan tersebut pada Ahad (7/6). Ia juga mengatakan, Turki harus menggelar pemilu dini jika partai berkuasa tak mampu menyetujui koalisi dengan oposisi lainnya.
Salah satu pejabat senior AKP mengatakan, kemungkinan pemerintah keluar dari situasi saat ini sangat tipis. Ia menyatakan hal tersebut menjelang pertemuan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dan para pemimpin partai untuk mengevaluasi hasil Ahad.
"Dengan hasil ini pemilu dini tampaknya tak terelakkan," ujarnya.
Pejabat AKP lainnya mengatakan, kemungkinan terbesar koalisi AKP dengan MHP. Ia memperingatkan kegagalan pembentukan koalisi dapat menyebabkan ketidakpastian berkepanjangan di Turki.
"Meski itu bukan pilihan yang sangat kuat, tapi itu satu-satunya pilihan bagi pemerintah AKP. Satu-satunya yang dapat meringankan (gejolak) pasar adalah koalisi AKP-MHP," katanya.