REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara (Jubir) Panitia Seleksi (Pansel), Betti Alisjahbana, mengatakan ada individu bergelar doktor dan profesor yang mendaftarkan diri sebagai calon pimpinan (capim) KPK. Namun, pihaknya menegaskan tidak ada tendensi latar belakang belakang pendidikan tertentu dalam proses seleksi capim.
"Rata-rata pendaftar memang sudah lulus pendidikan tingkat strata 1 (S1), sesuai dengan persyaratan yang ada. Tetapi ada pula yang S2, doktor hingga profesor," ujar Betti saat duhubungi ROL, Rabu (10/6).
Namun, pihaknya belum memperinci jumlah doktor dan profesor yang mengikuti bursa penaftaran capim KPK. Terkait komposisi sementara latar belakang pendidikan para pendaftar, juga belum dipastikan oleh pansel. "Belum bisa kami identifikasi semuanya. Data baru akan kami rekap bersama," tambah Betti.
Lebih lanjut, dia memaparkan latar belakang pendidikan bukan menjadi pertimbangan utama proses seleksi capim. Seleksi lebih mementingkan aspek kapabilitas, integritas an karakter tertentu sesuai yang distandarkan KPK.
"Semua pendaftar punya kesempatan yabg sama ubtuk jadi pimpinan KPK. Latar belakang pendidikan dan tingkat pendidikan bukan faktor seleksi utama untuk mencari pimpinan KPK," tuturnya. (C36)