REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jenazah Said Tuhuleley, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah dimakamkan di dekat makam pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan di Karangkajen, Brontokusuman, Mergangsan Yogyakarta. Jenazah dilepas dari Kantor PP Muhammadiyah Jalan Cik Di Tiro Yogyakarta pukul 14.00.
Ketua PP Muhammadiyah, Yunahar Ilyas yang melepas jenazah Said Tuhuleley mengatakan, Muhammadiyah sangat kehilangan. Sebab, Said Tuhuleley merupakan kader PP Muhammadiyah yang handal. "Diberi tugas apapun, dilaksanakan dengan baik," kata Yunahar.
Lebih lanjut Yunahar menjelaskan, almarhum Said Tuhuleley menduduki jabatan Ketua Majelis Tablig. Sebetulnya, jabatan ini tidak terlalu dekat dengan latar belakangnya, yaitu sarjana statistik. "Namun Said Tuhuleley dapat melaksanakan tugas dengan baik. Melalui data statistik, beliau bisa membuat peta dakwah," kata Yunahar.
Selanjutnya, kata Yunahar, Said Tuhuleley diberi jabatan sebagai sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi. Said juga bisa melaksanakan tugas dengan baik membenahi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) seluruh Indonesia.
Terakhir, Said dipercaya untuk menduduki ketua majelis baru, yaitu MPM selama dua periode. Tugas ini pun dilaksanakan dengan baik, tanpa meninggalkan tugasnya sebagai dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). "Beliau kerjakan semua dengan rajin tanpa melupakan tugasnya sebagai dosen," katanya.
Karena itu, Muhammadiyah sangat kehilangan figur yang tidak pernah menghitung waktu dan pengorbanannya. Apapun diberikan, terutama untuk memberdayakan masyarakat kecil. "Dia mempunyai semboyan, 'Tidak ada kata istirahat selama rakyat masih menderita' dan itu telah diwujudkan melalui MPM," tandas Yunahar.
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Ma'arif sangat mengagumi upaya Said Tuhuleley di bidang peternakan, pertanian dan perikanan. Sehingga Buya Syafii mengusulkan agar peternakan, pertanian dan perikanan menjadi pilar ketiga gerakan Muhammadiyah setelah pendidikan dan kesehatan di Muktamar 47, mendatang.
Ikuti Whatsapp Channel Republika