Rabu 10 Jun 2015 21:29 WIB

Penyelidikan Dugaan Beras Plastik di Bekasi Berlanjut

Asal beras Plastik dilacak (ilustrasi)
Foto: Mardiah
Asal beras Plastik dilacak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BEKASI -- Kasus dugaan peredaran beras plastik di wilayah Bekasi belum tuntas. Kapolresta Bekasi Kota Kombes Daniel Bolly Tifaona memastikan penyelidikan terhadap kasus peredaran beras yang sempat diduga mengandung bahan plastik masih terus bergulir.

"Kasus beras yang sempat diduga berbahan plastik ini belum berakhir, masih terus kita lakukan penyelidikan dengan mendalami keterangan saksi," katanya di Bekasi, Rabu (10/6).

Pihaknya menduga ada pihak tertentu yang sengaja memperkeruh suasana dengan menghembuskan isu beras plastik agar masyarakat khawatir. "Sepertinya ada orang yang ingin 'bermain-main' dengan kasus ini di Bekasi," katanya.

Namun, Daniel enggan mengungkap lebih jauh penyelidikan terhadap kasus itu mengingat kewenangannya saat ini telah ada di pihak Mabes Polri. Hingga kini, Polresta Bekasi Kota telah memeriksa sedikitnya 20 saksi terkait dengan kasus tersebut dari kalangan pedagang, praktisi media massa, Pemkot Bekasi, ahli laboratorium, dan sejumlah konsumen.

Di kios distributor beras Toko Aldi yang diduga mengandung bahan baku plastik milik Trisno di Jalan Prof M Yamin, Kelurahan Durenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Rabu (10/6) siang, nampak masih tertutup rapat dan belum beroperasi. "Sejak dibawa polisi pada Kamis (21/5) lalu, (Trisno) sampai sekarang sudah tidak ada lagi kabarnya," kata penjahit yang bersebelahan dengan toko beras Trisno, Jhony (52).

Kios beras tersebut menempati dua bangunan ruko Nomor 5-6 RT01 RW03 Durenjaya. Dua bangunan itu nampak tertutup rapat pagar besi dengan posisi rolling door tertutup rapat dan digembok.

"Saya juga sudah beberapa kali menghubungi telepon genggamnya sudah tidak aktif. Bahkan keluarganya yang di kampung sempat menanyakan ke saya kabar Trisno karena dia tidak pulang-pulang," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement