REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menggandeng pihak ketiga atau pihak swasta dalam mengelola persoalan sampah, kali ini Pemkot Bekasi bekerjasama dengan PT NW Industries Group untuk mengubah sampah menjadi listrik.
Kepala Bidang Pengembangan dan Data Dinas Kebersihan Kota Bekasi, Ratim Rukmana mengatakan kerjasama kali ini adalah dengan pihak swasta dalam melakukan pengolahan sampah produksi masyarakat yang ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu, Bantargebang, Kota Bekasi.
"Berbagai upaya kami lakukan untuk pengolahan sampah, namun karena anggaran APBD terbatas maka kami gandeng pihak lain. Jadi tanpa APBD, dan pengolahan ini nantinya dapat menghasilkan listrik. Kota Bekasi dapat tipping fee,” kata Ratim, Kamis (11/6).
Menurut Ratim, karena kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu yang sudah mendekati over kapasitas dan harga tanah untuk perluasan zonanya mahal, teknologi pengolahan sampah sangat dibutuhkan. Sampah yang diolah dapat mengurangi beban TPA. Sehingga TPA dapat menampung sampah dan dalam jangka waktu tertentu tanpa perlu membeli lahan tambahan.
Sampai saat ini, Dinas Kebersihan hanya mampu melakukan pengangkutan sampah dari sumber ke TPA Sumurbatu sebanyak 600 ton atau 40 persen dari total produksi sampah 1528 ton. Sisanya 60 persen sampah yang belum dapat diangkut menjadi masalah tersendiri yaitu penumpukan sampah liar, meskipun sebagian sudah dilakukan pengolahan sampah di kelurahan atau kecamatan.
CEO NW Industries Group, Teddy Sujarwanto mengatakan nilai investasi tahap awal mesin pengolah sampah menjadi energi listrik di TPA Sumurbatu Kota Bekasi mencapai Rp 130 miliar. "Proses instalasinya akan terbagi menjadi beberapa tahapan yang kami resmikan Rabu (10/6)," ujarnya.
Teddy mengatakan, pada instalasi tahap awal akan ada dua unit mesin pengolah sampah menjadi listrik yang akan dipasang. Mesin tersebut, kata Teddy masing-masing berkapasitas produksi 2,3 Mega Watt (MW) per hari dari hasil pengolahan 384 ton sampah warga Kota Bekasi.
Sedangkan pada tahap selanjutnya, menurut Teddy pihaknya akan kembali menambah enam mesin pengolah sampah masing-masing berkapasitas 2x2,3 MW, 2x4 MW, dan 2x6 MW.”Dengan begitu, total produksi listrik dari sampah di TPA Sumurbatu mencapai 29,2 MW dari bahan baku 2.450 ton sampah masyarakat Kota Bekasi setiap harinya," katanya.
Selain itu, Ratim mengatakan mesin Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) itu dikerjakan pihaknya dengan melibatkan anak perusahaan PT NW Abadi. Untuk instalasi mesin pertama akan membutuhkan waktu sekitar 9 bulan. Unit dua butuh waktu pemasangan 12 bulan.
Unit tiga akan selesai dalam 15 bulan, unit empat rencananya selesai dalam 18 bulan, dan unit lima hingga delapan diperkirakan selesai setiap enam bulan per unit.
"Jadi, target instalasi mesin tersebut akan rampung paling cepat 42 bulan ke depan," ungkap Teddy.