REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi mengatakan telah menghadang pembunuhan massal dengan menggagalkan upaya serangan bom bunuh diri dan serangan bersenjata di tempat atraksi pariwisata kuno yang paling terkenal di Mesir, Rabu (10/6).
Mesir telah diguncang sejumlah serangan yang diakui dilakukan oleh para mujahidin sejak tentara menggulingkan presiden yang terpilih secara demokratis dua tahun lalu, tetapi kejadian di Kota Luxor di Mesir Selatan merupakan kejadian langka yang diarahkan kepada para pelancong.
Sektor pariwisata merupakan andalan pendapatan bagi Mesir. Polisi menjelaskan ada dua penyerang yang meninggal dan seorang lainnya terluka parah di kuil Karnak di Luxor, kawasan wisata yang letaknya di dekat dengan tempat terkenal Lembah Raja.
Menteri Pariwisata Khaled Ramy mengatakan kejadian yang digagalkan berawal dari satu taksi dengan dua penumpang yang akan masuk tempat parkir tetapi dihentikan oleh petugas polisi. Polisi menggeledah ruang bagasi dan di dalamnya terdapat dua tas besar yang mencurigakan
Ketika polisi meminta mereka membuka tas tersebut, salah seorang penumpang melompat keluar, berlari dan menekan picu bahan peledak yang dilekatkan pada rompi di tubuhnya.
Dalam situasi yang membingungkan itu, seorang penumpang yang lain muncul dari mobil dan bergabung dengan temannya yang datang berjalan kaki, lalu mengambil senapan dari tas dan mulai melepas tembakan.
Polisi memberi tembakan balasan, menewaskan salah seorang dari mereka dan seorang lainnya terluka parah.
Petugas dari Kementerian Kesehatan, Nahed Mohamed mengatakan dua warga sipil dan dua polisi mengalami luka tembak tetapi tidak membahayakan kesehatan.
Polisi mengatakan sopir taksi tidak dicurigai sebagai tersangka.
"Bisa jadi pembunuhan besar bila mereka berhasil masuk kuil, maka akan terjadi pembunuhan massal," kata jenderal polisi.
Di dalam tas terdapat 19 pucuk senjata api yang berisi peluru penuh dan saat itu terdapat 604 orang wisatawan.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut.