REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengajuan nama Letjen Purn TNI Sutiyoso menjadi kepala Badan Intelijen Negara oleh Presiden Joko Widodo menuai kontroversi. Imparsial menilai masih banyak yang layak menjadi KaBIN.
Manager Imparsial Al Araf menilai Sutiyoso tidak pantas menjadi Kepala BIN karena memiliki catatan hitam dalam kasus Hak Asasi Manusia (HAM). Menurut Al Araf banyak yang dianggap memiliki kompetensi untuk menduduk posisi pimpinan di lembaga negara non kementerian tersebut.
"Banyak sebenarnya nama-nama yang pantas untuk menjadi kepala BIN, ada Letjen Purn Agus Widjojo (Mantan Kepala Staf Teritorial TNI dan Rizal Sukma (direktur CSIS)," ujar Al Araf di Jakarta, Jumat (12/6).
Al Araf menilai Agus merupakan sosok yang bersih dan tidak memiliki catatan hitam dalam masalah HAM. Menurut dia, Agus juga mampu mereformasi masalah keamanan di Indonesia.
Sedangkan Rizal Sukma merupakan akademisi. Meskipun berlatar belakang sipil, Al Araf mengatakan Rizal memahamai masalah kemanan negara.
"Diluar itu masih banyak lagi, kita telah telusuri track recordnya," kata Al Araf.
Sementara itu, Direktur eksekutif Imparsial Poengky Indarti mengimbau kepada Presiden Jokowi untuk memilih kepala BIN yang telah berkecimpung dalam dunia Intelijen.
"BIN ini lembaga yang sangat vital, lembaga yang harus dijaga kesehatan organisasinya, harusnya ada orang dalam BIN yang dicalonkan, bukan dari luar," tutup Poengky.