Senin 15 Jun 2015 23:14 WIB

University of Sydney Dapat Dana Rp 330 M untuk Teliti Ganja Bagi Pengobatan

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Salah satu universitas terbesar di Australia The University of Sydney menerima sumbangan penelitian terbesar senilai $ 33 juta (lebih dari Rp 330 miliar) untuk meneliti kegunaan ganja bagi pengobatan.

Pengusaha Australia Barry Lambert dan istrinya Joy baru-baru ini memberikan dana tersebut yang diharapkan membuat Australia menjadi garda terdepan dalam penelitian mengenai manfaat ganja bagi pengobatan.

Lambert mengatakan sumbangan itu diberika setelah dia melihat cucunya sendiri yang menderita cerebral palsy. "Pengalaman cucu kami telah membuka mata kami mengenai manfaat cannabinoids tidak saja untuk memperbaiki kondisinya, namun juga berbagai penyakit kronis yang tidak bisa ditangani oleh pengobatan biasa," kata Lambert.

"Kami percaya bahwa investasi bagi masa depan sains dan kedokteran Australia akan memberikan banyak bukti yang diperlukan mengenai manfaat penggunaan cannabinoids dalam menyembuhkan epilepsi pada anak-anak dan juga penyakit serius lainnya," tambah Lambert. 

Prioritas dana adalah untuk meneliti bagaimana cara kerja cannabinoids dalam menyembuhkan epilepsi pada anak-anak.

Rektor Universitas Sydney Dr Michael Spence mengatakan kontribusi ini akan memungkinkan penelitian mengenai penggunaan cannabinoids, salah satu senyawa yang terdapat dalam tanaman ganja, dalam soal kecanduan, kanker dan juga obesitas.

"Ini akan menjadi penelitian besar pertama di dunia dalam soal ganja untuk pengobatan," kata Dr Spence.

"Sumbangan ini menempatkan Australia di garda depan, sama seperti negara lain Belanda, Amerika Serikat, dan Israel, negara terkemuka dalam era baru sains cannabinoid," katanya.

Menteri Utama negara bagian New South Wales Mike Baird mengatakan negara bagian tersebut menjadi tempat bagi adanya terobosan dalam penelitian tersebut.

"Investasi dari keluarga Lambert ini akan memberikan momentum besar, dan harapan saya adalah adanya peningkatan pengetahuan lintas sektoral yang pada akhirnya akan memproduksi obat-obatan berbasis cannabinoid yang aman, terpercaya dan harga terjangkau," kata Baird.

Barry Lambert adalah salah seorang terkaya di Australia. Dalam daftar 500 orang terkaya, pengusaha yang tinggal di Sydney ini di tahun 2014 menduduki peringkat 154, dengan nilai kekayaan $ 320 juta.

Lambert mendirikan lembaga keuangan Count Financial di tahun 1980, dan di tahun 2011 menjual perusahaan itu kepada Commonwealth Bank senilai $ 373 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement