REPUBLIKA.CO.ID, SIERRA LEONE -- Presiden Sierra Leone, Ernest Bai Koroma mengumumkan diberlakukannya jam malan di dua distrik sebelah utara negara tersebut, menyusul meningkatnya penyebaran virus Ebola hingga level tertinggi pada beberapa bulan terakhir.
"Saya telah menginstruksikan pembatasan pergerakan pada pukul 18.00 petang hingga 06.00 pagi di distrik Kambia dan distrik Port Loko. Pembatasan jam malam akan diberlakukan segera," katanya, Jumat (12/6).
Sementara seorang pejabat di distrik Kambia dan Port Loko, OB Sisay mengatakan sanksi tuntutan dan penahanan akan diberlakukan jika ada individu yang melanggar peraturan tersebut. Jam malam rencananya diberlakukan hingga 21 hari mendatang.
"Akan ada patroli malam, jadi idenya adalah untuk menghentikan orang-orang melarikan diri menggunakan kendaraan. Jika mereka lari kaki mereka hanya bisa mendapatkan sejauh ini," katanya.
Ia melanjutkan, jam malam akan disertai dengan patrol malam. Tujuannya adalah mencegah orang-orang melarikan diri dengan menggunakan kendaraan. "Mereka yang berjalan kaki tidak akan bisa melarikan diri lebih jauh," ujarnya.
Sierra Leone melaporkan tujuh kasus Ebola yang dikonfirmasi pada 9 Juni lalu. Menurut lembaga penanganan Ebola nasional (NERC), jumlah itu merupakan yang tertinggi sejak Mei lalu. Sebagai informasi, epidemi Ebola yang telah terjadi selama 18 bulan telah menewaskan lebih dari 11.100 orang di Afrika Barat.