Ahad 14 Jun 2015 18:27 WIB

DPRD DKI Minta Soal LRT Dibawa Dulu ke Mereka

Rep: c11 / Red: Joko Sadewo
Gedung DPRD DKI  Jakarta
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Gedung DPRD DKI Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi mengatakan harus ada pembahasan lebih lanjut mengenai pembangunan Light Rapid Transit (LRT) yang akan direncanakan dibangun pada tahun ini.

"Menurut saya, kalau mau gunakan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) harus dipresentasikan dulu ke dewan," kata Sanusi di Festival Kuliner Nusantara, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Ahad (14/6).

Ia mengatakan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI memang yang paling utama ialah meningkatkan moda transportasi massal. Akan tetapi, menurut Sanusi, LRT belum tergambar dalam Rancana Tata Ruang Wilayah (RTRW) maupun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). "Persoalannya belum tergambar. Kalau monorel, MRT (Mass Rapid Transit) sudah tergambar jalurnya dalam RDTR dan RTRW," ujar politisi Gerindra ini.

Ia melanjutkan LRT merupakan materi besar yang harus ditangani berbagai komisi DPRD DKI Jakarta. Bukan hanya komisi B yang membahas secara ekonomi saja.

"Seharusnya ketua dewan menginisiasi ini, karena ini bukan hanya komisi B. Komisi B cuma secara manajerialnya keekonomiannya, tapi infrastruktur siapa, ada komisi D. Terus bagaimana menganggarkannya ada di komisi C," papar Sanusi.

Pembangunan LRT sendiri memang akan melibatkan kota lainnya disekitar Jakarta. LRT akan dibangun dengan menghubungkan DKI dengan kota lainnya, seperti rute Jakarta-Bogor, Jakarta-Tangerang dan Jakarta-Bekasi.

Terdapat tujuh koridor yang sudah direncanakan akan dibangun. Koridor satu dari Kelapa Gading sampai ke Kebayoran Lama. Lalu koridor tujuh dari Bandara Soekarno-Hatta sampai Pekan Raya Jakarta, Kemayoran. Pembangunan LRT nantinya juga untuk memfasilitasi penyelenggaraan Asian Games 2018.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement