REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Saat seorang pensiunan militer Amerika Serikat (51 tahun) menulis dalam formulir aplikasi akses keamanan dia telah berselingkuh selama 20 tahun dengan istri temannya, data tersebut seharusnya merupakan rahasia antara dirinya dengan pemerintah.
Namun, terungkapnya fakta pencurian data pribadi pejabat Amerika Serikat oleh peretas telah membuat rahasia tersebut berpotensi tersebar, Senin (15/6). Bukan hanya pensiuan itu yang kini khawatir melainkan juga jutaan pegawai pemerintah lainnya.
Peretasan data milik bagian Manajemen Personil Kantor Gedung Putih (OPM) dapat menjadi temuan yang berharga bagi mata-mata asing. Perselingkuhan pensiunan militer di atas hanya merupakan salah satu contoh data yang bisa digunakan untuk pemerasan.
Pria tersebut sebelumnya merahasiakan perselingkuhan tersebut antara dirinya dengan istri sang korban. Namun saat hendak meningkatkan akses keamanannya saat bekerja di badan pemerintah, dia harus menuliskan hal tersebut dalam formulir bernama Standard Form 86 (SF 86).
Dengan adanya peretasan data OPM, pejabat-pejabat Amerika Serikat kini menyadari rahasia seks dan kebohongannya mungkin sudah berada di tangah pemerintahan asing. Sejumlah pejabat mencurigai Cina berada di balik serangan peretas tersebut meski Cina dengan tegas membantahnya.