REPUBLIKA.CO.ID, BORNO -- Setidaknya 12 orang tewas dan 40 orang terluka di bagian timur laut Nigeria akibat sebuah bom yang meledak, Selasa (16/6). Serangan bom itu menyasar warga sipil yang membantu militer memerangi gerilyawan Boko Haram.
Serangan itu terjadi saat warga saat mereka sedang melakukan perjalanan kembali ke negara bagian Borno setelah melakukan operasi militer terhadap kelompok Boko Haram di Marte.
"Kami kehilangan 12 anggota dalam ledakan yang disengaja. Ledakan itu juga melukai 40 orang lainnya," kata pemimpin warga, Abdullahi Amadu Bukar seperti dikutip dari Al Arabiya dari ibu kota negara bagian Borno, Maiduguri, Rabu (17/6).
Dia menambahkan bahwa pihaknya telah membawa tujuh orang yang telah tewas ke Maiduguri, Rabu. Sedangkan lima jenazah lainnya masih tertinggal di Monguno. Warga setempat memang memerangi Boko Haram di Marte. Masyarakat kemudian bekerja sama dengan tentara.
Selanjutnya, ledakan itu terjadi ketika salah satu dari mereka mengambil bahan peledak dan membawanya kembali ke Monguno. Bukar menambahkan, pengeboman terjadi pada Selasa saat warga sipil sedang memeriksa wilayah di pinggiran kota. Pernyataannya didukung warga lainnya, Awwal Ibrahim.
Militer Nigeria mengklaim telah membebaskan wilayah Marte dan Monguno pada bulan Februari setelah melakukan serangan darat dan udara. Tetapi Bukar mengatakan Boko Haram kembali menguasai Marte setelah pasukan militer mundur.
Di tempat lain, sebuah truk militer yang menyertai teknisi dari perusahaan listrik Nigeria untuk melakukan perbaikan di distrik Damboa menghantam sebuah bom pinggir jalan, Senin (15/6). Ledakan itu diyakini dilakukan oleh Boko Haram. Tiga tentara tewas dalam ledakan itu dan memaksa tim untuk meninggalkan misinya dan kembali ke Maiduguri.