REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Para menteri keuangan negara-negara zona euro memiliki peluang sangat kecil untuk mencapai kesepakatan tentang Yunani pada Kamis (18/6).
Menteri Keuangan Belanda dan Ketua Grup Euro Jeroen Dijsselbloem mengatakan hal itu dalam sebuah debat di parlemen Belanda.
"Tujuannya masih mencapai kesepakatan dan untuk menjaga Yunani di zona euro," tambah Dijsselbloem.
Namun, ia menekankan kemungkinan perjanjian harus diuji sebelum akhir bulan ini. Pada 30 Juni, perpanjangan dana talangan (bailout) kedua Yunani berakhir. Pada hari yang sama, Yunani perlu membayar sekitar 1,5 miliar euro (1,69 miliar dolar AS) angsuran pinjaman kepada Dana Moneter Internasional (IMF).
Tanpa persetujuan atas kesepakatan utang, Yunani tidak bisa menutupi kewajiban keuangannya. Pemerintah Yunani sedang melakukan negosiasi selama berbulan-bulan dengan pemberi pinjaman (zona euro, Bank Sentral Eropa dan IMF), tapi sejauh ini tanpa hasil.
Dijsselbloem menyebut negosiasi antara pemerintah Yunani dan kreditor sangat terpuruk. Pernyataan oleh Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, menyebut persyaratan pemberi pinjaman tidak masuk akal.
"Kami menawarkan Tsipras untuk datang dengan alternatif, tapi sejauh ini mereka tidak pernah datang," kata Dijsselbloem di parlemen Belanda.
Hingga kini proposal Yunani belum tiba, tidak mungkin para menteri keuangan zona euro dapat mengambil keputusan pada Kamis selama pertemuan mereka di Luxemburg. Dijsselbloem juga mengusulkan untuk menunda pemilihan ketua Grup Euro sampai Juli.
Dijsselbloem akan mengakhiri masa jabatan dua setengah tahun sebagai Ketua Grup Euro pada Juli. Ia bertujuan untuk masa jabatan kedua, namun memiliki saingan yang kuat dari Menteri Keuangan Spanyol Luis De Guindos.