Senin 22 Jun 2015 14:36 WIB

Persis: Berdasarkan Alquran dan Hadist, Putusan MK Sudah Benar

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Agung Sasongko
Sidang Aturan Pernikahan Beda Agama: Para Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams (tengah), Muhammad Alim (kanan), dan Arief Hidayat menggelar sidang perdana pemeriksaan pendahuluan perkara pengujian materil Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan te
Sidang Aturan Pernikahan Beda Agama: Para Hakim Konstitusi Wahiduddin Adams (tengah), Muhammad Alim (kanan), dan Arief Hidayat menggelar sidang perdana pemeriksaan pendahuluan perkara pengujian materil Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan te

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) Maman Abdurrahman mendukung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menolak permohonan uji materi pernikahan beda agama pasal 2 ayat 1 undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

"Berdasarkan Alquran dan hadis, keputusan ini sudah benar," kata Maman ketika dihubungi ROL, Ahad (21/6).

Maman menilai, keputusan itu tak hanya sejalan dengan pemikiran agama. Menurutnya, berdasarkan aspek Pancasila, MK sudah mengambil kebijakan yang tepat. "Apa yang telah diputuskan MK sudah sejalan dengan keinginan banyak pihak salah satunya Persis," ungkap Maman.

Maman mengaku pernikahan beda agama dapat melahirkan masalah. Masalah pertama, kata Maman, adalah keabsahan pernikahan itu. "Jelas pernikahan beda agama tidak sah menurut Islam," kata Maman.  

Maman mengaku, dahulu ada rukhsah atau keringanan Muslim menikah dengan ahlul kitab. Namun, dalam perkembangan zaman, sejumlah fatwa lahir memutuskan melarang pernikahan itu. "Ulama memutuskan untuk melarang karena cenderung membawa pada bahaya," katanya.

Maman menjelaskan, bahaya tersebut berkaitan erat dengan aspek sosial. Nikah beda agama, kata Maman, akan berkaitan dengan hak waris. Selain itu, menurut Maman, hal itu juga berkaitan dengan pendidikan anak sebagai generasi masa depan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement