REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Para pemimpin Eropa yang bertemu di Brussel untuk membahas mengenai krisis Yunani menghindari pertanyaan yang memancing perdebatan terkait restrukturisasi utang besar Yunani. "Ini bukan pertanyaan yang mendesak," pemimpin Eropa paling kuat Kanselir Angela Merkel menanggapi pertanyaan tentang tumpukan utang Yunani.
Rasio utang Yunani mencapai 180 persen. Utang Yunani lebih tinggi hampir dua kali lipat dibandingkan pendapatan nasional mereka. Komentar Merkel muncul setelah pertemuan puncak Senin (22/6) di mana para pemimpin zona euro mengatakan mereka berharap untuk akhirnya menutup kesepakatan dana talangan Yunani pekan ini untuk menyelamatkan Athena dari gagal bayar (default) dan kemungkinan keluar dari euro.
Ketua Komisi Eropa Jean-Claude Juncker, perantara penting dalam perundingan, mengatakan "bukan waktunya untuk membahas" pertanyaan utang berduri. Prancis juga enggan untuk mengangkat topik itu. "Perpanjangan tenggat waktu pembayaran atau restrukturisasi utang, ini hanya dapat datang pada tahap kedua," kata Presiden Prancis Francois Hollande kepada wartawan.
Menurut dia, topik mengenai utang Yunani tidak menjadi fokus dalam pertemuan ini, namun akan dibahas kemudian setelah adanya kesepakatan jangka pendek dengan Yunani.
Sementara itu, Perdana menteri Yunani Alexis Tsipras telah membuat renegosiasi utang Yunani sebagai upaya untuk mendapatkan kembali dana talangan sebesar 240 miliar euro. Dana talangan ini merupakan kali kedua yang (akan) diberikan sejak sejak 2010. Alexis Tsipras kembali menegaskan bahwa Yunani pantas mendapatkan "utang yang layak".