Rabu 24 Jun 2015 00:56 WIB

Bantu Kehamilan, Pilih Inseminasi atau Bayi Tabung?

Rep: Andi Nurroni/ Red: Dwi Murdaningsih
Bayi tabung (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Bayi tabung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA-- Setiap tahun, RSUD dr Soetomo Surabaya melayani pasien program kehamilan hingga 200-300 orang. Pasangan-pasangan yang mengalami kesulitan mendapatkan keturunan datang ke rumah sakit unggulan di Jawa Timur itu untuk mengikuti program inseminasi maupun bayi tabung.  

Kepala Divisi Fertilitas dan Endokrinologi Reproduksi Departemen Obstetri-Ginekologi RSUD dr Soetomo dr Relly Y Primariawan SpOG (KFER) menyampaikan, inseminasi dan bayi tabung merupakan cara alternatif mendapatkan keturunan, ketika pasangan kesulitan mendapatkan anak melaui hubungan badan.

Relly menjelaskan, inseminasi dan bayi tabung merupakan dua program berbeda yang ditempuh dengan cara-cara berbeda. Relly menerangkan, dalam proses inseminasi, dipilih seperma terbaik dari pihak suami untuk selanjutnya di tanamkan ke rahim istri. “Sementara bayi tabung, yang dimasukan embrio. Jadi, sperma dan sel telur kita pertemukan di luar rahim,” ujar Relly, Selasa (23/6).

Relly menjelaskan, setiap pasangan memiliki pertimbangan sendiri dalam memilih program kehamilan, baik inseminasi atau bayi tabung. Menurut dia, inseminasi efektif bagi perempuan yang masih memiliki banyak sel telur. Sehingga umummya, perempuan yang fase kesuburannya sudah lewat akan memilih program bayi tabung.

Dengan mekanisme yang berbeda, menurut Relly, kedua program memberikan dampak yang berbeda. Program bayi tabung, ia menggambarkan, lebih bisa mengarahkan jenis kelimin dan jumlah anak yang diharapkan. Sementara inseminasi, Relly menerangkan, pembuahan tidak dikendalikan sehingga jenis kelamin anak tidak diketahui sebelumnya dan kemungkinan mendapatkan anak kembar sangat mungkin.

Dari segi biaya, menurut Relly, inseminasi relatif lebih murah, yakni bisa hanya 10 persen dari biaya yang dikeluarkan untuk program bayi tabung. Ia menggambarkan, jika biaya program bayi tabung mencapai Rp 54-60 juta,  program inseminasi cukup Rp 2,5-10 juta.   

Relly memberikan catatan, pasangan yang hendak mengikuti program kehamilan memenuhi sejumah persyaratan. Dari segi administrasi, menurut dia, pasangan harus merupakan pasangan yang sah menurut hukum. Selanjutnya, ia menuturkan, dilakukan sejumlah tes kesehatan apakah program tersebut mungkin dilakukan terhadap pasien yang bersangkutan atau tidak.

Saat ini, menurut dia, tingkat keberhasilan program bayi tabung di RSUD dr Soetomo adalah 47-48 persen. Sedangkan program insemenasi, kemungkinannya lebih kecil, yakni hanya 20 persen. Secara teknis, ia menyarankan, perempuan yang hendak mengikuti program tersebut berusia di bawah 35 tahun. Sementara pihak lelaki, menurut dia, harus memiliki kualitas sperma yang tidak dalam kategori sangat buruk.

Sebesar 10 persen pasangan di Indonsia, menurut Relly, saat ini menghadapi keseulitan mendapatkan keturunan. Program inseminasi dan bayi tabung, menurut Relly, sangat membantu pasangan-pasangan seperti itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement