Kamis 25 Jun 2015 19:24 WIB

Dalam Lima Hari, Penarikan Uang Mencapai Rp 6,6 Triliun

Rep: c87/ Red: Satya Festiani
Warga mengantri untuk menukarkan uang pecahan di mobil layanan penukaran uang di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Jumat (11/7). (Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Warga mengantri untuk menukarkan uang pecahan di mobil layanan penukaran uang di Lapangan IRTI Monas, Jakarta, Jumat (11/7). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mencatat realisasi penarikan uang tunai periode ramadhan sampai dengan 24 Juni 2015 atau lima hari kerja mencapai sebesar Rp 6,6 triliun. Realisasi tersebut baru mencapai 5,3 persen dari proyeksi Rp 125,2 triliun selama periode ramadhan dan lebaran tahun ini.

Deputi Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Yudi Harymukti mengatakan, realisasi penarikan uang tunai di wilayah Jawa sebesar Rp 4,1 triliun atau 5,4 persen dari proyeksi sebesar Rp 76 triliun. Dari realisasi Jawa, khusus Jakarta mencapai Rp 1,2 triliun. Sedangkan realisasi penarikan di Sumatra mencapai Rp 1,5 triliun (5,9 persen), Sulawesi Maluku Papua Bali dan Nusa Tenggara sebesar Rp 0,6 triliun (3,9 persen), serta Kalimantan Rp 0,4 triliun (4,6 persen).

Penukaran uang dalam kegiatan kas keliling mencapai Rp 56,9 miliar. Mayoritas di wilayah Jawa (Rp 18,7 miliar), Kalimantan (Rp 16,9 miliar), Sulampua Bali Nusra (Rp 12,2 miliar) dan Sumatra (Rp 9,1 miliar). Penarikan uang dalam layanan kas titipan mencapai Rp 433,1 miliar, terutama di wilayah Sumatra sebesar Rp 173,3 miliar (40 persen).

"Setiap tahun dalam periode ramadhan dan lebaran, uang yang diedarkan akan meningkat dengan peningkatan rata-rata 14,7 persen per tahun sejak 2001," jelasnya dalam diskusi bersama media di gedung Bank Indonesia Jakarta, Kamis (25/6).

Menurutnya, setiap tiga tahun polanya akan berulang karena ada selisih kalender Hijriyah dengan Masehi yakni 10 hari. Penyebab utamanya peningkatan outflow antara lain adanya pembayaran gaji ke-13 yang dibayarkan Juni, serta libur anak sekolah bersamaan puasa dan lebaran.

Bank Indonesia memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) periode Ramadhan dan Idul Fitri 1436H/2015 sebesar Rp 119,1 – Rp 125,2 triliun. Sementara realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp 124,8 triliun.

Proyeksi outflow tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp 20 ribu ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 91,7 persen dari total outflow. Sisanya sebesar 8,3 persen merupakan pecahan kecil (Rp 10 ribu ke bawah).

Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa (32 persen), diikuti Kota Jakarta (29 persen), Sumatera (20 persen), Sulampua dan Bali Nusa Tenggara (11 persen) dan Kalimantan (8 persen). Sedangkan inflownya diperkirakan sebesar Rp 23,7 - Rp 24,9 triliun. Persediaan uang tersebut dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri1436 H/2015, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement