REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan KH Muammar Bakri menyatakan jika program Makassar Tidak Rantasa/jorok (MTR) yang dicanangkan Wali Kota Moh Ramdhan Pomanto sejalan dengan ajaran agama Islam.
"MTR itu program Allah sebenarnya yang dijalankan Pak Danny (Wali Kota). Menjalankan perintah agama adalah kewajiban dari manusia yang beragama dan tidak ada alasan lain untuk tidak menjalankannya," jelasnya di Makassar, Sabtu (27/6).
KH Muammar Bakri mengatakan bahwa program MTR wajib diikuti karena itu merupakan perintah Tuhan yang dijalankan Wali Kota Makassar, apalagi program ini semata-mata dilakukan untuk mengembalikan kekompakan dan semangat gotong royong warga.
Selain itu, Muammar menegaskan dalam tausiah agamanya yang bertajuk 'Mensucikan Diri' tersebut menyatakan bahwa perbuatan membuang sampah tidak pada tempatnya adalah perbuatan yang sama hukumnya seorang Muslim menyantap daging babi.
Hal demikian ia ungkapkan dengan merujuk beberapa ayat dalam Alquran yang membahas perkara kebersihan berkali-kali. Dia menegaskan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman.
Hadir pula dalam kegiatan ini Ketua DPD LDII Makassar Muh Renreng Djolli. Ustaz Renreng sapaan akrabnya mengaku siap menggerakkan program MTR dan menyuseskannya. "Tinggal kami ditunjukkan lorong mana atau tempat mana yang harus dibersihkan, kami LDII akan bersama-sama ke lokasi itu membersihkan," ungkapnya.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang hadir dalam tausiah bersama pengurus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) itu mengaku sangat berbangga dengan dukungan dari dua tokoh agama tersohor ini.
Dia mengatakan, apa pun yang dicanangkannya itu hanya bisa terwujud dengan bantuan partisipasi masyarakat. Dia mengaku jika mustahil MTR akan berjalan sukses jika tidak ada partisipasi dan semangat gotong-royong.
"Terima kasih dukungannya semua. Memang program yang kami usung itu dasar filosofinya dari Alquran dan Haditz karena setiap saya mencanangkan sesuatu selalu saya sandarkan pada keduanya," ujarnya.