REPUBLIKA.CO.ID, SOUSSE -- Para wisawatawan asing berbondong-bondong pulang pascaserangan di hotel Sousse, Tunisia Jumat lalu, Ahad (27/6). Mereka menyeret koper masing-masing keluar dari hotel-hotel.
Sebagian besar mengaku ketakukan akan terjadi kejadian serupa. Mereka juga menelepon layanan keamanan untuk mencari tahu bagaimana bisa pergi dari Tunisia. Mimpi tentang liburan sudah hilang.
Salah satu pelancong yang juga saksi tragedi, Debbie Horsfall mengatakan ia sangat frustasi dan ingin pulang. "Kami baru di sini dua hari saat insiden terjadi, tapi kami merasa tidak aman dan sangat ingin pulang," kata dia dikutip Daily Record.
Horsfall liburan bersama dengan temannya menggunakan jasa travel Thomson. Menurut agen perjalanan, tidak ada jadwal penerbangan hingga bandara dinyatakan aman. Hotel dan pantai juga telah ditutup.
Tim dari kedutaan negara asing juga telah dikirim ke Sousse. Menurut data korban tewas, sebagian besar adalah warga negara Inggris. Tim penasihat kedutaan meminta semua warga Inggris tetap di dalam kamar dan rutin berhubungan dengan kedutaan, juga tidak menginformasikan lokasi mereka di media sosial.
TUI, perusahaan induk Thomson mengatakan, mereka telah mengirim enam pesawat kosong untuk membawa wisatawan kembali dari Djerba dan Enfidha. Sementara pesawat Belgia yang membawa turis ke Tunisia balik arah setelah adanya laporan serangan.