REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Tergerak oleh peristiwa penodaan sebuah gereja Katolik, komunitas Muslim di Mississauga menyumbangkan ribuan dolar untuk membantu membersihkan gereja. Ini menjadi contoh persatuan antarumat beragama di kota itu.
“Itu tindakan yang sangat buruk. Pelaku merobek halaman Alkitab, mematahkan altar, dan melemparkan salib,” kata Hamid Slimi, Imam Sayeda Khadija Centre di Mississauga kepada Toronto Star, dilansir dari onislam.net, Ahad (28/6).
Gereja Katolik St. Siena Catherine menerima aksi vandalisme bulan lalu. Mendengar berita itu, Imam Slimi melakukan kunjungan ke gereja terdekat. Dia terkejut setelah Bapa Camillo Lando menunjukkan beberapa perilaku perusakan yang tertangkap kamera pengaman.
Slimi kembali ke jamaahnya, memberitahu mereka tentang insiden mengejutkan tersebut. Imam itu meminta mereka untuk menyumbangkan bantuan. Tak kurang dari 5.000 dolar terkumpul dalam satu hari.
Imam Slimi percaya tidak ada diskriminasi dalam melakukan amal. Tindakan itu tetap akan mendapat balasan, tidak peduli siapa yang menerima. Ia menyerahkan bantuan itu kepada Gereja, Rabu lalu. Kepada jamaah gereja, Imam Slimi mengatakan, tindakan itu adalah hal sewajarnya yang akan dilakukan oleh setiap Muslim.
Respons positif diberikan oleh Bapa Lando dan jamaah gereja St Siena Catherine. Lando menilai ini benar-benar sikap yang indah dan murah hati. Itu juga merupakan tindakan yang berdasar atas keyakinan dan pemahaman.
“Kami hidup berdampingan dalam komunitas ini. Kami menjaga iman masing-masing dan menghormati antar pemeluk agama lain,” ujar Bapa Lando.
Pada Oktober lalu, Cold Lake MAC Islamic Centre, Kanada juga dirusak. Sejumlah jendela dipecahkan, sementara grafiti berbau vandalism disemprotkan di luar gedung. Warga Cold Lake dari berbagai agama menghapus pesan kebencian itu. Mereka menggantinya dengan tulisan-tulisan perdamaian