REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Klinis dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Noor Rachman Hadjam mengatakan kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) sudah mulai berani menegaskan identitas mereka sejak dekade 90-an.
Meski begitu, penegasan identitas mereka masih terbatas pada golongan tertentu saja.
“Sebenarnya, sejak dekade 90-an para LGBT ini mulai berani menegaskan identitas mereka. Hanya saja, penegasan mereka masih terbatas untuk golongan tertentu atau golongan mereka sendiri,” jelas Noor ketika dihubungi ROL, Senin (29/6).
Pada dekade 2000-an hingga kini kaum LGBT dinilainya kian tegas menunjukkan identitas mereka. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya kelompok atau komunitas LGBT yang sudah mempublikasikan diri secara offline dan online.
“Info tentang kehidupan mereka, keseharian mereka dan sebagainya bisa diakses dengan mudah di laman online. Karena itu, mereka yang sebelumnya tidak ingin menegaskan identitas jadi punya referensi untuk mengakui dan berani lebih membuka diri,” kata dia.
Selain keterbukaan informasi, faktor yang mempengaruhi keterbukaan kaum LGBT ini adalah ketidakpedulian sosial. Di menilai, masyarakat Indonesia masa kini lebih banyak bersikap permisif terhadap perkembangan realitas sosial.