REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Pemerintah Sudan pada Senin (29/6) menyelamatkan 154 migran gelap dari cengkeraman penyelundup manusia di perbatasan Sudan-Libya.
Kebanyakan dari mereka diketahui adalah orang asing. Brig. Mohamed Ibrahim, Direktur Unit Pemantau Penyelundupan Manusia di Sudan menjelaskan kepada wartawan mengenai operasi penyelamatan itu.
Ia mengatakan kelompok migran tersebut naik truk yang pengemudinya berencana menyelundupkan mereka ke satu negara Eropa melalui Libya, dan truk itu mogok di dekat daerah perbatasan dengan Libya.
"Kendaraan tersebut ditemukan dengan migran di dalamnya, sebagian dari mereka berada dalam kondisi kesehatan kritis," kata Ibrahim, sebagaimana dikutip Xinhua Selasa (30/6).
Sudan belum lama ini telah menyaksikan peningkatan kelompok terorganisir yang aktif dalam migrasi gelap dan penyelundupan manusia.
"Kami berkoordinasi dengan sejumlah kedutaan besar untuk mengurangi kejahatan ini, yang memiliki dimensi sangat besar dan saling terkait," kata Brig. Ibrahim.
Pada Oktober tahun lalu, Sudan menjadi tuan rumah konferensi internasional, dengan diikuti negara Afrika dan Eropa, mengenai cara memerangi penyelundupan manusia dan imigrasi gelap.
Ethiopia, Eritrea, Djibouti, Mesir, Libya dan Tunisia ikut dalam konferensi tersebut selain Italia, Spanyol dan Prancis ditambah Organisasi Internasional bagi Migrasi dan Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi.