Selasa 30 Jun 2015 13:51 WIB

Maksimalkan Ekspo untuk Pasarkan Produk Wisata Syariah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Satya Festiani
Sejumlah kaum Muslim berjalan usai menuaikan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Provinsi ini tengah berbenah menjadi kawasan destinasi wisata syariah.
Foto: Republika/Prayogi/c
Sejumlah kaum Muslim berjalan usai menuaikan shalat Jumat di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh. Provinsi ini tengah berbenah menjadi kawasan destinasi wisata syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Hotel dan Restoran Syariah Indonesia (AHSIN) harus memaksimalkan kegiatan-kegiatan ekspo untuk memasarkan produk pariwisata syariah. Selain itu, integrasi pelaku industri pun dibutuhkan.

Ketua AHSIN Riyanto Sofyan mengatakan, pelaku industri pariwisata syariah belum terintegrasi, meski kesadaran untuk menggerakkan sektor ini sudah ada sejak 2012 lalu.

Apalagi, pemerintahan saat ini mendorong pengembangan pariwisata syariah. Terlihat dari peningkatan anggaran promosi pariwisata yang meningkat dari Rp 250 miliar menjadi Rp 1,2 triliun.

Dengan komitmen pemerintah, terutama presiden, untuk menjadikan sektor pariwisata dengan pariwisata syariah di dalamnya, semua kementerian mengarahkan sebagian programnya untuk sektor ini. Integrasi mulai terlihat.

Mengenai promosi, diakuinya ini memang bersifat teknis. Aneka kegiatan seperti World Islamic Travel Mart atau ekspo-ekspo pariwisata lainnya bisa dijadikan ajang untuk menjual produk pariwisata syariah.

''Banyak jadwal kegiatan pemasaran oleh Kementerian Pariwisata. Ini yang harus dimaksimalkan,'' kata dia.

Produk berupa paket pariwisata syariah sudah, hanya saja masih digarap oleh agen-agen perjalanan besar. Sementara untuk daerah, baru Pemerintah Daerah NTB yang nampak sangat antusias menyediakan panduann wisata syariah di sana.

Riyanto menilai perlu ada peningkatan aksesibilitas bagi negara-negara yang jadi target industri pariwisata syariah. ''Dengan menambah akses penerbangan lima kali ke Cina, terjadi pertumbuhan 60 persen,'' kata Riyanto.

Cara yang sama juga harusnya bisa dilakukan untuk industri pariwisata syariah. Ia melihat ada perlakuan berbeda terhadap wisatawan Timur Tengah yang jadi pangsa pasar pariwisata syariah.

Di antara Malaysia, Indonesia dan Thailand, jumlah wisatawan Timur Tengah paling banyak diraih Thailand, 400 ribu orang.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement