REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Fraksi PDIP di MPR Ahmad Basarah mengatakan dipilihnya Sutiyoso menjadi calon tunggal kepala Badan Intelijen Negara (BIN) oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasti telah melalui pertimbangan yang matang. Karena jabatan kepala BIN, lanjutnya, adalah jabatan yang terakhir diproses dalam kabinet Jokowi.
"Setelah menteri, Jaksa Agung, Kapolri, kemudian Panglima TNI, baru kepala BIN. Berarti ini sudah sangat matang," tutur Ahmad pada Republika, Selasa (30/6).
Ia juga menyarankan agar semua pihak menghormati pilihan Presiden tersebut. "Kita hormati lah keputusan Pak Jokowi mengusulkan Sutiyoso menjadi Kepala BIN," tambahnya.
Ia berharap, kelak jika sudah dilantik, Sutiyoso mampu membuat BIN semakin profesional. Harapannya itu didasarkan pada pengalaman Sutiyoso sendiri yang pernah mencicipi kerja intelijen ketika menjadi prajurit Kopassanda.
Sebelumnya, Komisi I DPR sepakat menerima dan mendukung Letjen (Purn) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Sepuluh fraksi yang duduk di Komisi I sepakat untuk mengajukan mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai Kepala BIN setelah melalui proses uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test).