Kamis 02 Jul 2015 17:31 WIB

Angin Dahsyat Hancurkan Kaum Ad (2)

Rep: c30/ Red: Agung Sasongko
angin hudhud
Foto: republika
angin hudhud

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Nabi Hud mengingatkan kaumnya untuk bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan. Memberikan mereka kesehatan dan kekuatan fisik, menempatkan mereka bumi yang berlimpah kebaikan, mengirimkan hujan lalu menghidupkan bumi dengan kehidupan yang makmur.

Kaum Nabi Hud justru menampakkan kesombongan dari apa-apa yang telah didapatnya dan semakin menentang kebenaran. Kemudian mereka berkata pada Nabi Hud, “Bagaimana engkau bisa menuduh tuhan-tuhan kami sedangkan ayah-ayah kami menyembahnya?”

Nabi Hud menjawab, “Sungguh, orang tua kalian telah berbuat kesalahan.”

Kaum Nabi Hud berkata, “Apakah engkau akan mengatakan, bahwa setelah kami mati dan menjadi tanah yang beterbangan di udara, kita akan hidup kembali?”

Nabi Hud kembali menjawab dengan sabar, “Kalian akan kembali pada hari kiamat dan Allah SWT akan bertanya kepada masing-masing dari kalian tentang apa yang kalian lakukan.”

Setelah mendengar jawaban itu, mereka tertawa terbahak-bahak. Beberapa dari mereka saling berbisik, alangkah anehnya jawaban Nabi Hud itu. Lantas, seseorang kembali bertanya, “Kemudian apa itu hari kiamat? Mengapa orang-orang mati akan bangkit dari kematiannya?”

Meski telah ditertawakan, Nabi Hud kembali menjawab dengan penuh kesabaran. kemudian Nabi Hud menjelaskan kepada kaumnya tentang kepercayaan mereka terhadap adanya hari kiamat itu penting. Hari kiamat merupakan hari perhitungan, hari yang berhubungan dengan keadilan Allah SWT.

Manusia semasa hidupnya tidak hanya melakukan satu tindakan. Ada yang berbuat kebajikan, ada yang berbuat kelaliman, ada yang membunuh, dan ada yang melampaui batas. Seringkali, melihat orang-orang yang lalim, pergi dengan bebas tanpa menjalani hukuman.

Mereka yang jahat, juga mendapatkan fasilitas yang mewah, mendapat kehormatan juga kekuasaan. Sedangkan, orang –orang teraniaya semakin mengadu dan orang-orang tersiksa semakin mengeluh.

Logika itu yang menuntut adanya hari kiamat. Maka pada hari kiamat, janji keadilan Allah SWT tidak akan terbantahkan. Sebab pada hari kiamat, semua persoalan akan disingkap kembali di depan sang pencipta. Di mama pada saat itu, mulut-mulut yang biasa penuh dengan pembelaan diri akan dikunci. Hanya anggota tubuh yang telah melakukan kejatahan, akan mengungkapkannya sendiri.

Penjelasan tersebut telah didustakan oleh kaum Nabi Hud. Mereka mengatakan, “Tidak mungkin tidak mungkin.” Mereka tidak mempercayai adanya hari kiamat, dan mereka meragukan manusia yang telah mati dapat dihidupkan kembali.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement