Sabtu 04 Jul 2015 16:38 WIB

M Taufik Minta Direksi TransJakarta Diganti, Ada Apa?

Rep: c11/ Red: Taufik Rachman
Puluhan kendaraan melintas di samping Bus Transjakarta yang terbakar di Halte Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Jumat (3/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Puluhan kendaraan melintas di samping Bus Transjakarta yang terbakar di Halte Universitas Indonesia (UI) Salemba, Jakarta, Jumat (3/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Mohammad Taufik mengatakan Gubernur harus dapat bertindak tegas terhadap manajemen PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) sebab musibah terhadap bus TransJakarta terus terjadi.

"Kejadian seperti ini kan sudah berulang, manajemen harus dievaluasi. Ganti direksinya ini kan orang pertanian," kata Taufik, Sabtu (4/7).

Taufik mengatakan direktur utama PT TransJakarta, Antonius Kosasih tidak berkompeten untuk memimpin BUMD DKI tersebut. Seharusnya direksi PT TransJakarta dapat dipegang oleh orang dari bidang transportasi.

"Harus diganti dengan orang yang dapat memahi betul, serta orang yang juga dapat mengelola dengan baik," ujar politikus Gerindra ini.

Seperti diketahui pada Jumat (3/7) pagi, 08.30 bus bernomor body LRN-045 dari operator Lorena yang berkontrak dengan Transjakarta mengalami kebakaran di halte UI Salemba. Kebakaran dimulai dari kompartemen mesin yang menjalar ke body bagian belakang dari bus gandeng bermerk Komodo tersebut.

Adapun Bus merk Komodo buatan dalam negeri yang dioperasikan oleh Lorena tersebut sudah beroperasi sekitar tujuh tahun. Dan diketahui baru saja beberapa hari beroperasi kembali setelah dilakukan rekondisi total terhadap seluruh badan bus tersebut di salah satu karoseri di Bogor.

Operator Lorena mengoperasikan 13 bus gandeng sesuai kontraknya dengan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pengelola Transjakarta (UPT) Busway yang sesuai Peraturan Gubernur nomor 99/2014 dilanjutkan oleh PT Transportasi Jakarta terhitung mulai tanggal 1 Januari 2015.

Untuk saat ini 12 bus gandeng Lorena lainnya akan dikandangkan, sebab khawatir kejadian yang akan membahayakan penumpang akan terulang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement