REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum PSSI periode 2011-2015, Djohar Arifin memperoleh bayaran yang cukup besar saat masih menjabat sebagai orang nomor satu di PSSI. Tidak tanggung-tanggung dana yang harus dikeluarkan PSSI senila Rp 50 juta per bulannya.
Hal itu diungkapkan oleh ketua PSSI saat ini, La Nyalla Mattalitti pada saat acara diskusi di area SUGBK, pada Ahad (5/7). La Nyalla menegaskan sebagai pengurus seharusnya tidak pantas mendapatkan gaji sebesar itu.
Menurutnya mantan ketua Badan Tim Nasional (BTN), yang berhak mendapatkan gaji itu adalah karyawan PSSI sendiri. "Kalau pegawai PSSI pantas, tapi kalau pengurus tidak. Tapi, Djohar mendapat gaji. Setiap bulannya, ia digaji 50 juta," kata La Nyalla, dengan lantang, Ahad (5/7) petang WIB.
Sebelumnya, bos Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur mengaku saat ini keuangan PSSI minus. Tak tanggung-tanggung kerugian yang dialami oleh induk organisasi sepak bola Indonesia mencapai Rp 38 miliar rupiah.
Karena dari itu La Nyalla membantah tudingan jika PSSI sarang mafia, dan tempat pencucian uang.
Dalam acara diskusi "Suporter Bertanya? PSSI Menjawab.." selain PSSI, penyelenggara juga mengundang Kemenpora, termasuk BOPI, serta kelompok diskusi suporter lainnya.
Namun tak hadir. Para pihak diundang karena diskusi membahas beberapa hal seperti transparansi keuangan PSSI, pembekuan, hingga kompetisi, yang berkaitan dengan pihak pemerintah.