Selasa 07 Jul 2015 14:38 WIB

Pengadilan Gugurkan Praperadilan Barnabas Suebu

Rep: rahmat fajar/ Red: Taufik Rachman
Barnabas Suebu
Foto: Antra/Hafidz Mubarak
Barnabas Suebu

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Permohonan praperadilan terkait penetapan tersangka dan perintah perpanjangan penahanan mantan Gubernur Papua, Barnabas Suebu digugurkan. Hal tersebut tertuang dalam sidang putusan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.

"Permohonan praperadilan dinyatakan gugur," ujar hakim tunggal, Ganjar Pasaribu, saat membacakan putusan, di PN Jakarta Selatan, Selasa (7/7).

Ganjar menilai, pokok perkara sudah dilimpahkan oleh termohon dalam hal ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) di Jakarta Pusat. Atas dasar tersebut berdasarkan ketentuan pasal 82 ayat 1 b juncto pasal 1 ayat 9 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) maka, praperadilan digugurkan.

KPK telah melimpahkan berkas Barnabas Suebu ke pengadilan Tipikor pada Senin (29/6) lalu. Sedangkan sidang perdana dilaksanakan Senin (6/7) kemarin.

Sidang perdana permohonan praperadilan Barnabas baru dilaksanakan pada Senin (29/6). Barnabas ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi pengadaan Detiling Engeniring Design Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tahun anggaran 2009-2010 di Sungai Memberamo dan Urumuka.

Pengadaan proyek tersebut senilai Rp 56 miliar. Sedangkan dalam kasus ini negara mengalami kerugian Rp 36 miliar.

Selain itu, Barnabas juga ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus dugaan korupsi PLTA Danau Sentani dan Danau Paniai tahun anggaran 2008 di Provinsi Papua.

Kuasa hukum Barnabas, Wahyudi menghormati putusan hakim. Meskipun, Wahyudi mengaku kecewa.

Sebab, kata Wahyudi, semestinya, sidang perdana praperadilan dilaksanakan pada 22 Juni. Namun, sidang terpaksa ditunda karena pihak dari KPK tidak menghadiri sidang.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement