REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Sekitar 170 ribu ekor sapi disembelih setiap minggunya di Australia di tengah meningkatnya harga daging di pasaran saat ini. Untuk tahun 2015, jumlah sapi yang akan dipotong mencapi 9 juta ekor.
Jumlah tersebut sama dengan tahun 2014 dan sekaligus menandai tingginya jumlah sapi yang dipotong dalam dua tahun berturut-turut sejak tahun 1970.
Akibatnya, menurut analis dari Meat and Livestock Australia Ben Thomas, persediaan sapi nasional kini semakin berkurang.
"Jumlah sapi betina dari total yang dipotong tersebut mencapai 53 persen," jelasnya kepada ABC baru-baru ini.
Menurut dia, dengan persediaan sapi sekitar 25 hingga 26 juta ekor saat ini, maka ke depannya akan semakin berkurang terutama karena semakin banyak sapi betina yang turut dipotong.
"Hingga tahun 2020 mendatang, tampaknya sulit untuk mengembalikan persediaan sapi sekitar 29 juta ekor sebagaimana yang kita miliki di tahun 2013 lalu," jelas Thomas.
Tingginya angka sapi potong tahun ini, kata dia, menggambarkan bahwa para peternak sekarang sedang mengejar keuntungan dari tingginya harga pasaran daging.
Padahal sebelumnya, dengan tingginya jumlah sapi yang dipotong, berarti harga daging otomatis akan turun. "Namun kali ini berbeda," jelasnya.
Menurut Thomas, dalam dua tahun ke depan tentu saja pasokan sapi akan menjadi ketat. "Para peternak tentunya percaya bahwa harga yang bagus akan terus bertahan," jelasnya.