REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari mengadakan pertemuan pertamanya untuk menyerukan pembebasan lebih dari 200 siswi yang diculik oleh militan Boko Haram di kota timur laut Chibook tahun lalu.
Kelompok tersebut telah enam tahun memberontak di negara berpenduduk terpadat di Afrika dan produsen minyak ini. Boko Haram telah membuat ribuan warga Nigeria tewas dan menyebabkan kecaman internasional ketika menculik gadis-gadis dari asrama sekolah April 2014 lalu.
Dalam kesempatan tersebut Buhari memuji anggota Kelompok Bring Back Our Girls' atas upayanya mencegah melupakan anak-anak yang hilang.
"Tak seorang pun di Nigeria atau di luar bisa melewatkan konsistensi dan ketekunan," katanya dalam pertemuan di kediaman Presiden, Rabu (8/7) waktu setempat.
Ia mengatakan, pemerintah saat ini mengambil masalah penculikan dan pemberontakan tersebut dengan sangat serus. Militer pun bekerja sama dengan negara-negara tetangga untuk memastikan gugus tugas daerah dalam melawan pemberontakan.
Awal tahun ini, laporan Amnesty Internasional mengatakan bahwa Boko Haram telah menculik setidaknya 2.000 perempuan dan anak perempuan Nigeria sejak awal 2013. Banyak dari mereka mengalami pelecehan seksual atau dilayih menjadi pemberontak.
Frekuensi serangan Boko Haram di negara bagian utara telah meningkat sejak Presiden bersumah dalam pidato pelantikannya 29 Mei lalu untuk menghancurkan kelompok radikal tersebut. Lebih dari 200 orang tewas dalam serangkaian serangan pekan lalu. Puluhan lainnya tewas di Nigeria utara dan Chad dalam beberapa hari terakhir.