Kamis 09 Jul 2015 16:15 WIB

Harga Saham Cina Jatuh, JK Sebut Berdampak ke Indonesia

Presiden Jokowi, Wapres Jk, dan Menag Lukman Hakim Saifuddin.
Foto: Antara
Presiden Jokowi, Wapres Jk, dan Menag Lukman Hakim Saifuddin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, jatuhnya saham Cina cukup berdampak terhadap ekonomi Indonesia namun perlu dijaga dengan memperkuat ekonomi nasional. "Ya dampaknya pasti ada, tapi hari ini sudah lumayan naik lagi lima persen," kata Wapres di Jakarta, Kamis (9/7).

Agar ekonomi Indonesia tidak ikut jatuh, menurut Wapres dengan menjaga ekonomi dalam negeri, memperkuat ekonomi nasional agar perusahaan-perusahaan dalam negeri berjalan dengan baik. "Ya menjaga saja, karena imbasnya tentu ada, pengaruhnya itu ialah perusahaan-perusahaan Tiongkok itu ekspansinya pasti menurun," tambah Wapres.

Namun posisi utang luar negeri Indonesia dikatakan Wapres masih aman meskipun lebih banyak membayar utang dari pada membuat utang baru. "Utang kita baru 26-27 persen dari GDP, Yunani itu 160 persen jadi begitu keliru ya sudah tidak bisa bayar," katanya.

Sebelumnya, harga-harga saham di Cina terus anjlok pada Rabu (8/7) lalu. Indeks Shanghai Composite turun hampir 7 persen dan indeks Shenzhen Composite turun 4 persen. Hal itu merupakan lanjutan penurunan yang telah melenyapkan 30 persen nilai pasar sejak pertengahan Juni.

Untuk melindungi diri dari penjualan besar-besaran, ratusan lagi perusahaan Cina telah mengajukan penghentian jual beli sahamnya. Secara keseluruhan, lebih dari 1.300 perusahaan di Cina daratan, atau sedikitnya 40 persen dari pasar, telah menghentikan jual beli saham.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement