Kamis 09 Jul 2015 22:39 WIB

Pengamat: Pelemahan IHSG Buntut Pasar Panik

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar papan indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (9/7).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawan memantau Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada layar papan indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anjloknya pasar saham Cina berbuntut pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pelemahan IHSG hari ini, Kamis (9/7) disebabkan kepanikan pasar dalam melihat kondisi global.

Kepala Riset NongHyup Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada berpendapat, pemikiran dan persepsi investor bahwa anjloknya pasar saham Cina karena melambatnya mesin perekonomian mereka ditakuti akan berimbas kepada perekonomian Indonesia. ''Jadi, dengan persepsi itu membuat orang cenderung menghindari pasar,'' kata dia kepada ROL, Kamis (9/7).

IHSG hari ini ditutup terkoreksi ditengah penguatan bursa regional. Indeks turun sebesar 33 poin atau melemah 0,68 persen ke 4.838 setelah bergerak di antara 4.811-4.855.

Menurut Reza, apabila tidak panik berlebihan indeks tidak akan turun dalam. Pasalnya, sejumlah bursa regional menunjukkan penguatan tetapi IHSG malah melemah. Padahal, Eropa yang mengalami krisis saat pembukaan menunjukkan penguatan.

''Penurunan kali ini belum ada apa-apa dibandingkan 2008. Tapi kalau tidak dijaga yang ambrol juga,'' jelas dia.

Reza menuturkan, sentimen positif dari pemerintah sangat penting untuk memengaruhi pasar. Utamanya, menjaga sentimen rupiah. Artinya, tidak hanya dijaga oleh Bank Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement