REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Negosiator telah mengalami pembicaraan sulit selama 20 bulan. Negosiasi akhirnya mencapai kesepakatan sejarah, bahwa Iran sepakat mengekang kegiatan nuklirnya.
Perjanjian kesepakatan ini berfokus pada kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama. Obama tampaknya ingin kembali mengatur dan membentuk hubungan antara Iran dan negara-negara Barat.
Pertemuan terakhir dilakukan di Wina, Austria pada hari Selasa dengan seluruh perwakilan Iran. Obama memuji pertemuan tersebut akhirnya mencapai titik tujuan kesepakatan.
"Setelah dua tahun Amerika melakukan negosiasi, akhirnya permusuhan dengan masyarakat Internasional selama satu dekade dapat dihentikan. Kesepakatan jangka panjang yang komprehensif dengan Iran, menghasilkan, mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir," ujar Obama di Gedung Putih bersama wakil Presiden Joe Biden di sisinya, dilansir dari CNN Rabu (15/7).
Obama menambahkan, bahwa kesepakatan yang telah dicapai bukan dibangun atas dasar kepercayaan. Menurutnya, kesepakatan ini dibangun atas verifikasi.
Diketahui, ide penting di balik kesepakatan yang muncul adalah adanya pertukaran untuk pembatasan kegiatan nuklir. Sedangkan untuk Iran, mendapatkan izin melanjutkan program nuklirnya untuk tujuan damai.
Setelah kesepakatan ini muncul, Kepala Badan Energi Atom Internasional Yukiya Amano menandatangani roadmap dengan pemerintah Iran. Menurutnya, ini untuk klarifikasi isu yang beredar tentang program nuklir Iran masa lalu dan masa sekarang.