REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Asosiasi Sinema Asia-Amerika Livi Zheng mengatakan dunia perfilman Indonesia kekurangan bioskop untuk pemutaran hasil karya sineas tanah airnya.
"Di Indonesia itu kurang layar, jadi industri perfilman ya kurang maju," kata Livi Zheng, yang memproduksi film Hollywood berjudul "Brush with Danger" saat ditemui di Jakarta, Senin (15/6).
Livi mengatakan, jika dibandingkan dengan jumlah bioskop di Asia dan Amerika, Indonesia masih jauh dari kedua negara tersebut, di mana bioskop di Amerika berjumlah ribuan.
"Kalau di Indonesia sepertinya belum sampai seribu ya. Kalau di Amerika, hampir semua daerah ada bioskop, banyak sekali, ribuan," kata Livi.
Menurut Livi, Indonesia memiliki kualitas dan potensi industri film yang sangat bagus, terlebih kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi kekuatan sendiri.
Livi menyutradarai film berjudul "Brush with Danger", yang menceritakan tentang kakak beradik imigran asal Asia yang datang ke Seattle, Amerika Serikat, dan berusaha bertahan hidup.
Film tersebut dibubuhi adegan-adegan laga, di mana Livi dan adiknya Ken Zheng memerankan kedua kakak beradik tersebut.
Livi, yang merupakan atlet wushu nasional memperagakan berbagai gerakan wushu bersama adiknya dalam film yang tayang selama dua bulan di Amerika Serikat akhir tahun lalu tersebut.