REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Penyanyi band Cold Chisel, Jimmy Barnes, meminta kelompok Reclaim Australia yang anti-Islam untuk tidak lagi menggunakan lagunya dalam aksi demo mereka. Barnes menyatakan "tidak mendukung kelompok tersebut".
Pada Sabtu dan Ahad (18-19/7), para pendukung kelompok yang menamakan dirinya Reclaim Australia, melakukan aksi demo anti-Islam di 18 kota di Australia. Dalam salah satu demo di Brisbane, wartawan TV lokal merekam aksi pendukung Reclaim Australia menyanyikan lagu milik Cold Chisel berjudul Khe Sanh, sembari mengacungkan poster-poster dan bendera Australia.
Barnes yang menonton aksi tersebut kemudian menyatakan keberatan. Melalui laman Facebook-nya, ia mengakui lagu itu memang benar itu adalah lagunya. Namun menegaskan ia sama sekali tidak mendukung kelompok pendemo tersebut.
Pria kelahiran Skotlandia ini mengatakan, "Keluarga saya adalah keluarga multikultur". Istri Barnes, Jane, yang memberinya empat anak, merupakan perempuan kelahiran Thailand.
"Kelompok tertentu menggunakan suara saya, lagu saya, dalam aksi demo mereka. Tidak seorang pun di antara pendukung kelompok itu yang mewakili saya dan saya tidak mendukung mereka," tegas Barnes baru-baru ini.
Ia menambahkan, "Australia yang saya kenal dan saya cintai adalah Australia yang toleran. Negara yang terbuka dan menerima. Negara yang mendukung semua orang dengan segala perbedaannya."
Penyanyi yang terkenal aliran musik rock klasik termasuk lagu Working Class Man, telah menerima penghargaan ARIA Hall of Fame di tahun 2005.
Aksi demo Reclaim Australia mendapat kecaman dari kelompok anti rasis yang melakukan aksi demo tandingan pada saat bersamaan.
Di Melbourne, polisi bahkah terpaksa membubarkan kedua kelompok yang terlibat bentrokan. Seorang anggota Parlemen Australia bernama George Christensen turut berorasi mendukung kelompok Reclaim Australia dalam demo di kota Mackay.
Begitu pula bekas anggota parlemen bernama Pauline Hanson juga berorasi di kota Rockhampton, dan menyatakan "menentang penyebaran Islam di Australia".