Kamis 23 Jul 2015 15:25 WIB

Pangeran Ali: Blatter Harus Jauhi Proses Reformasi FIFA

Rep: C31/ Red: Citra Listya Rini
Sepp Blatter
Foto: AP/Ennio Leanza/Keystone
Sepp Blatter

REPUBLIKA.CO.ID, YORDANIA  --  Pangeran Ali bin Al Hussein mengatakan Presiden FIFA Sepp Blatter tidak harus terlibat dalam proses penanganan reformasi di badan sepak bola dunia tersebut. Pangeran Ali juga mengatakan tugas teraebut harus diserahkan kepada penggantinya.

"Kami membutuhkan proses yang jelas, jadwal yang jelas, dan pengiriman yang sangat jelas. Semua ini harus menjadi milik presiden baru," kata Pangeran Al, dilansir dari Reuters, Kamis (23/7).

“Meskipun reformasi dipersilakan dan sangat dibutuhkan, hal itu merupakan amanat presiden baru bukan presiden lama,” kata Pangeran Ali menambahkan.

Pangeran Ali menegaskan peran presiden baru FIFA menempatkan sistem yang diperlukan untuk menerapkan perubahan FIFA. Di sisi lain, Blatter mengumumkan FIFA sedang menyiapkan gugus tugas yang terdiri dari 10 anggota dari enam konfederasi benua FIFA dan pemimpin yang netral.

Sumber mengatakan pengusaha asal Swiss Domenico Scala yang memegang dua posisi lainnya telah didekati setidaknya oleh tiga kepala konfederasi untuk memimpin proses.

FIFA juga meminta rekomendasi dari Satuan Tugas yang akan disampaikan oleh pertemuan komite eksekutif pada akhir September. Pangeran Ali berkomentar setiap Satuan Tugas harus dari independen atau tidak terkait dengan struktur pemerintahan FIFA.

Badan sepak bola dunia ini berada dalam kekacauan sejak bulan Mei ketika sebagian pejabat bola didakwa terlibat kasus penyuapa, pencucian uang dan tuduhan penipuan di Amerika Serikat. Tak lama, Pangeran Ali menarik diri dari pemilihan presiden FIFA pada bulan Mei.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement