REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam lawatannya ke Indonesia, Perdana Menteri Inggris, David Cameron mengikuti jejak Presiden RI Joko Widodo yang hobi blusukan. Dengan menggunakan jas berwarna hitam ia menyusuri para pedagang kaki lima di depan pelataran Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat.
Cameron tiba di Masjid Sunda Kelapa sekitar pukul 10.15 WIB. Ia pun memutuskan untuk sarapan di sebuah warung nasi untuk sekedar mencicipi hidangan khas Indonesia. Pisang goreng menjadi pilihannya untuk sarapan pagi.
Artis cantik Maudy Ayunda sebagai perwakilan mahasiswa Indonesia yang kuliah di Inggris pun mendampingi Cameron saat berbincang dengan Ibu Jun pemilik warung nasi tersebut. "Terimakasih mau datang ke warung saya, bapak ini (Cameron) baik ya temennya pak Jokowi," ujar Jun di warungnya saat sedang berbincang dengan Cameron, Selasa (28/7).
Selain berbincang, Cameron juga sempat berselfie dengan ibu Jun dan Maudy Ayunda. Sayangnya, Cameron tidak memberikan pernyataan apapun saat kunjungannya ke Masjid Sunda Kelapa. Adapun tujuan Cameron datang ke Masjid Sunda Kelapa adalah untuk bertemu dengan pemimpin senior Muslim dari seluruh Indonesia untuk membahas pentingnya toleransi dan pendidikan dalam menanggulangi global ancaman ekstremisme.
Ia pun bergabung dengan diskusi dengan akademisi Muslim terkemuka dan Kursi organisasi Muslim terkemuka Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang bersama-sama mewakili lebih dari 60 juta Muslim di seluruh Indonesia.
Ia juga sempat berdiskusi dengan para pemimpin muda Muslim untuk membahas dinamika Islam di Indonesia dan dunia. Kunjungannya ini sebagai kelanjutan setelah ia membetikan pidato di Birmingham pekan lalu.
Dalam pidatonya tersebut ia berencana untuk mengatasi ancaman global ekstrimisme selama lima tahun ke depan serta pentingnya bekerja sama dengan komunitas Muslim dan mendorong suara Muslim terkemuka untuk didengar.
Pada pertemuan, Perdana Menteri bertemu dengan perwakilan cendekiawan Muslim seperti Ketua Komite Masjid Sunda Kelapa, Aksa Mahmud, Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shihab, Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin , Sarjana Muslim Azyumardi Azra, Direktur Wahid Institute Yenny Wahid.
Sementara dari perwakilan muda adalah anggota Komunitas Hijabers Diajeng Lestari, Pemimpin Indonesia Asosiasi Mahasiswa Muslim M.Arief Rosyid Hasan, Sabar Merauke dari Komunitas Dyah Widiastuti, Direktur Kebudayaan dan Kemanusiaan di Maarif Institute, Fajar Riza Ulhaq dan Perdamaian Generasi Indonesia Irfan Amalee.