REPUBLIKA.CO.ID, MAIDUGURI -- Sedikitnya 25 orang dibunuh para militan yang diduga dari kelompok Boko Haram dalam serangan-serangan pada Senin (27/7) siang dan Selasa (28/7) pagi di tiga kawasan di negara bagian Borno, Nigeria, kata sumber-sumber militer dan polisi.
Para pemberontak yang menggunakan kendaraan pick up menyerang kota Dille dan dua wilayah lebih kecil di Askira/Uba di negara bagian Borno sekitar 250 kilometer sebelah selatan Maiduguri, ibu kota negara bagian itu, dan pusat dari pemberontakan.
Serangan-serangan tersebut merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan yang disangka dilakukan militan Boko Haram yang, menurut hitungan kantor berita Reuters, telah membunuh lebih 600 orang sejak pelantikan Presiden Muhammadu Buhari pada 29 Mei.
Para anggota milisi melawan serangan itu di Dille yang terjadi pada sekitar pukul 13 waktu setempat, kata sumber-sumber. Sebuah sumber kepolisian yang tak bersedia disebutkan jatidirinya mengatakan serangan-serangan tersebut terhadap wilayah-wilayah lebih kecil di dekatnya terjadi pada Selasa pagi.
Boko Haram, yang berusaha mendirikan negara Islam di bagian timur laut Nigeria, memberontak selama enam tahun terakhir. Kelomp[ok itu menguasai banyak wilayah di tiga negara bagian tahun lalu sebelum dipukul mundur dari kota-kota besar yang dikuasainya.
Para pemberontak menyebar ke kantong-kantong di seantero Borno, terutama di sepanjang perbatasan Niger dekat Damasak, Danau Chad, hutan Sambisa dan di sekitar gunung Mandara yang berbatasan dengan Kamerun.
Para militan telah melakukan pemberontakan sejak itu, melancarkan serangan di bagian utara Nigeria dan negara-negara tetangganya dalam beberapa pekan terakhir. Gubernur Negara Bagian Borno Kashim Shettima mengatakan bulan ini bahwa tujuh kawasan pemerintah lokal dari 27 kawasan "tak dapat dilalui karena para militan Boko Haram masih berkeliaran di kawasan-kawasan tersebut."
Uni Eropa menyatakan pada Selasa bahwa sekitar 800 orang diberitakan terbunuh di negara-negara sekitar Danau Chad. Nigeria dan negara-negara tetangganya membentuk markas-markas baru bagi pasukan gabungan multinasional mereka di N'Djamena, Chad.
Pada Rabu, Presiden Buhari akan mengadakan kunjungan dua hari ke Kamerun, yang telah mengerahkan tambahan 2 ribu serdadu ke kawasan yang paling buruk diserang oleh para militan.
"Pembicaraan antara Presiden Buhari dan rekan sejawatnya diperkirakan akan fokus pada pengaktifan penuh dan pengerahan Pasukan Gabungan Multinasional melawan Boko Haram," kata Femi Adesina, juru bicara presiden Nigeria.
Dia menambahkan bahwa Buhari juga akan mengunjungi Benin pada Sabtu untuk berbicara dengan Presiden Boni Yayi tentang pemberontakan itu.